OPINI

Melawan Ketakutan 4 November

Aksi kelompok FPI. (Antara)


Beberapa hari ini banyak orang bertanya-tanya, bagaimana kondisi Jakarta pada 4 November nanti? Rencananya ada aksi besar-besaran dari FPI yang katanya akan mengerahkan ribuan orang. Aksi itu menuntut penangkapan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang dituduh menistakan agama. Pernyataan Ahok supaya masyarakat tidak sampai dibohongi orang menggunakan Alquran, ditafsirkan sebagai penghinaan Alquran dan penistaan agama. Isu ini membesar karena berdekatan dengan Pilkada 2017, dan Ahok menjadi salah satu calon di Pilkada itu.

Kekhawatiran akan rusuh salah satunya muncul dari petinggi FPI Rizeq Shihab yang mengatakan, jika aparat bersikap keras terhadap demonstran, itu bakal memicu rusuh yang meluas. Aparat kepolisian dan TNI sudah mewanti-wanti bakal bertindak tegas jika aksi tidak berjalan damai seperti yang dijanjikan petinggi FPI. Ketakutan itu wajar, namun biarlah aparat keamanan bekerja. Kita juga apresiasi para tokoh agama yang terus berusaha menenangkan umat, agar tidak terprovokasi. Kita salut terhadap mereka yang tak mudah terpancing.

Ilmu kejiwaan mencatat, salah satu cara meredam khawatir adalah dengan humor.  Warga Jakarta sudah melakukannya ketika melawan teror bom Sarinah -  lewat berbagai komentar jenaka. Cara serupa sebelumnya juga pernah dipakai warga Italia ketika menghadapi ancaman teror kelompok ISIS yang hendak mengambil alih Kota Roma pada tahun lalu. Karikatur atau meme (baca: mim) lucu terhadap sesuatu yang mengancam atau menimbulkan ketakutan, merupakan salah satu cara melepas simpul-simpul ketegangan, ketakutan dan kekhawatiran.

Mungkin itu yang terjadi ketika banyak orang membuat meme (baca: mim) bernada humor atau sindiran aksi 4 November mendatang. Pesannya adalah jangan mudah terpancing. Aparat mesti siaga, kita pun waspada,  tapi bersikaplah biasa saja.   

  • Aksi 4 November
  • FPI
  • Ahok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!