EDITORIAL

Pilihan

"Para pegiat anti korupsi, juga aktivis ranah lain di daerah mesti juga bekerja keras. Menelusuri rekam jejak calon dan memberikan pendidikan politik pada masyarakat."

Atribut alat peraga kampanye di Solo. (Yudha/KBR)
Atribut alat peraga kampanye di Solo. (Yudha/KBR)

Sebanyak 784 pasangan calon kepala daerah lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di daerah. Mereka akan bertarung memperebutkan posisi orang nomor satu di 261 daerah pada Desember mendatang. Selamat untuk yang lolos. Sementara bagi 62 pasangan yang tak lolos verifikasi, jangan berkecil hati. Bila sungguh ingin membangun daerah, banyak yang bisa dilakukan tanpa harus jadi gubernur, walikota atau bupati.

Di beberapa daerah ada posisi yang diperebutkan hingga tujuh pasangan. Sementara daerah lain hanya dua kandidat yang akan bertarung. Bertarung dengan dua atau tujuh pasangan sama tak mudahnya. Butuh kerja keras untuk meyakinkan warga agar mau memberikan suara. Tak perlu main curang dengan kampanye hitam atau memberikan uang. Cukup sajikan program kerja yang jelas dan rekam jejak yg baik untuk bisa mendapat kepercayaan warga.

Untuk memperkenalkan diri serta meyakinkan warga, bolehlah beriklan. Atau pakai konsultan untuk memoles penampilan. Di sini pemilih mesti lebih jeli memilah calon. Pastikan calon memiliki rekam jejak yang baik. Calon yang punya catatan buruk, seperti pernah dihukum misalnya dalam kasus korupsi, tentu bukan pilihan yang tepat.

Para pegiat anti korupsi, juga aktivis ranah lain di daerah mesti juga bekerja keras. Menelusuri rekam jejak calon dan memberikan pendidikan politik pada masyarakat. Untuk memastikan, Desember mendatang hanya pasangan bersih dan amanah yang terpilih jadi kepala daerah. 


  • verifikasi KPU
  • calon kepala daerah
  • pilkada serentak
  • pegiat anti korupsi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!