OPINI

Siaga Darurat Karhutla

Ilustrasi: Karhutla

Kampanye Pilkada 2018 makin gegap gempita. Partai politik peserta Pemilu 2019 juga mulai merancang strategi dengan nomor urut yang baru mereka peroleh semalam. Situasi yang panas sudah di depan mata. Tapi jangan lupakan juga panas yang satu ini: kebakaran hutan dan lahan. 

Tujuh kabupaten kota di Kalimantan Barat serta Riau telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, atau karhutla. Di Kalimantan Barat, hampir seluruh kabupaten mengalami karhutla. Hari ini, Riau bakal mengeluarkan SK status siaga darurat Karhutla dan menggelar rapat persiapan pencegahan. Riau juga akan membentuk kembali Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, menyiapkan helikopter untuk bom air serta patroli. 

Sejak akhir pekan lalu, kewaspadaan memang mulai meningkat. Posko Pengendalian Karhutla mencatat ada 38 titik api yang kembali terpantau. Februari dan Maret juga jadi salah satu periode di mana intensitas karhutla diperkirakan bakal meningkat. Cuaca panas dan kering adalah musuh besar bagi hutan dan lahan yang mengintai di bulan-bulan ini. Dan kewaspadaan akan titik api tidak boleh turun di tengah panasnya situasi politik di negeri ini. 

Tahun 2017 dan 2016 menorehkan catatan keberhasilan penanggulangan karhutla. Jumlah titik api berkurang, indeks standar pencemaran udara normal hingga sehat, jarak pandang normal serta aktivitas masyarakat berlangsung normal. Bandingkan dengan kondisi tahun 2015 - kondisi kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap di Indonesia dianggap yang paling parah dan paling sulit dikendalikan. Kondisi yang menyebabkan kita rugi triliunan rupiah ini tentu tak boleh terulang kembali. Pengalaman dan keberhasilan dua tahun terakhir mesti jadi panduan supaya kabut asap tak lagi mengepung kita. Kita dan hutan kita sudah tak sanggup lagi menahan beban dampak dari karhutla yang begitu besar.

 

  • darurat karhutla
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Riau
  • Kalimantan Barat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!