OPINI

Tamu

Presiden Jokowi tentang penambahan kuota haji

Kabar gembira bagi Anda yang ingin melaksanakan ibadah haji.Tahun ini Indonesia mendapat tambahan kuota hingga lebih 52 ribu. Ini terjadi karena ada persetujuan pengajuan tambahan sebanyak 10 ribu. Juga ada pengembalian kuota -  tahun lalu ini dikurangi 20 persen karena pembangunan fasilitas di Masjidil Haram.

Di negeri mayoritas muslim ini daftar tunggu untuk ibadah haji bisa mencapai puluhan tahun. Data di Kementerian Agama tahun lalu menunjukkan waktu tunggu bagi tamu Allah tercepat selama 9 tahun berada di Sulawesi Utara. Yang terlama di Sulawesi Selatan. Di sini warga yang ingin menunaikan ibadah haji mesti menunggu selama 23 tahun.

Kabar baik itu sepatutnya ditambah sejumlah kebijakan. Sudah waktunya kuota haji yang terbatas itu diprioritaskan bagi lanjut usia dan mereka yang sama sekali belum pernah berhaji. Mereka yang pernah berhaji harus bertenggang rasa memberikan kesempatan pada warga lain. Atau kalaupun ingin beribadah  ke tanah suci bisa melalui umroh atau menggunakan haji plus nonkuota.

Untuk yang berbau plus ini sebaiknya tetap waspada. Ini supaya tak mengulang kasus ratusan haji ilegal yang menggunakan paspor Filipina pada tahun lalu. Niat baik beribadah, tentu mesti dilakukan dengan cara yang baik pula.

Setelah kebijakan itu, lainnya yang harus diperbaiki adalah pelayanan. Ketua Komisi Agama DPR Ali Taher menyebut keimigrasian dan kesehatan yang sepatutnya dibenahi. Ini lantaran pada pelaksanaan ibadah haji tahun lalu lini ini sempat ricuh dan kekurangan petugas. Dia meminta 6 bulan sebelum keberangkatan, paspor dan juga visa sudah beres. Ini tentu agar persiapan bisa lebih baik dan para tamu Allah itu bisa beribadah dengan khusyuk. 

  • penambahan kuota haji
  • haji plus
  • paspor filipina
  • kementerian agama

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!