EDITORIAL

Teladan

"Bagaimana teladan politisi di negeri ini?"

KBR

Ilustrasi. (Antara)
Ilustrasi. (Antara)

Menteri Perekonomian Jepang Kamis waktu setempat akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Menteri berusia 66 tahun itu mundur lantaran sepekan ini didera tuduhan suap sebesar 12 juta yen atau setara 1.5 miliar rupiah dari perusahaan konstruksi. Meski mengakui membuka amplop yang diterimanya, Amari membantah menerima suap. 

Amari berdalih memerintah sekretarisnya untuk mengurus uang itu sesuai aturan gratifikasi politik di negeri matahari terbit. Dalam pernyataannya kepada wartawan Amari menjelaskan alasan pengunduran dirinya lantaran tak ingin jadi rintangan dalam pemulihan ekonomi di Jepang. Politisi gaek itu menunjukkan teladan, meski belum ada putusan pengadilan, mundurlah yang dia pilih.

Bagaimana teladan politisi di negeri ini? Mari kita berkunjung ke pengadilan tindak pidana korupsi yang kemarin mendengarkan kesaksian anggota Komisi VII DPR nonaktif, Dewie Yasin Limpo. Dalam sidang kemarin, Dewie yang bersaksi dalam kasus suap itu membantah meminta fee dalam pengajuan proposal proyek listrik di Deiyai, Papua. 

Bantahan terus disuarakan Dewie, bahkan ketika Jaksa memutar rekaman kamera pemantau dan juga rekaman sadapan telepon. Kelitan dari Dewi ini justru bertolak belakang dengan kesaksian Sekretaris Pribadinya Rinelda Bandaso. Si anak buah membenarkan terjadinya pertemuan Dewi dan pengusaha yang membicarakan urusan fee. 

Dewie, politisi dari Partai Hati Nurani Rakyat itu menjadi salah satu tersangka dalam operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam operasi itu KPK menyita uang dolar Singapura setara lebih 1.7 miliar rupiah. Jumlah uang suapnya nyaris sama dengan suap Amari politisi Jepang itu. Tapi langkah yang dilakukannya bagaikan langit dan bumi. Sejak ditangkap KPK lebih 3 bulan lalu, hingga kini Dewi masih tercatat sebagai anggota dewan. 

Tuduhannya sama-sama suap, tapi teladannya jauh berbeda. 

  • korupsi
  • suap
  • teladan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!