OPINI

Hentikan Provokasi SARA

Ilustrasi Provokasi SARA.
Ilustrasi Provokasi SARA.

KPU Jakarta memastikan, Pilkada di ibukota bakal berlangsung dua putaran. Dengan perolehan suara saat ini, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan kembali bertarung. Artinya, hawa panas Pilkada belum akan reda di Jakarta.

Salah satu hal yang ramai diperbincangkan akhir pekan lalu adalah spanduk yang terpasang di beberapa mesjid di Jakarta. Isinya, himbauan agar tidak mensalatkan pembela penista agama. Ada juga spanduk yang menulis ‘Penista Al Quran, perusak persatuan bangsa’. Tanpa perlu menyebut nama, semua sudah tahu siapa yang dimaksud. 

Munculnya spanduk seperti itu jelas mengkhawatirkan. Belum jelas persis siapa yang ada di belakang munculnya spanduk bernada SARA itu. Namun dengan situasi politik yang belum juga adem, banyak hal bisa dikipasi. Atau lantas dihubung-hubungkan dengan urusan surga dan neraka. Urusan agama kemudian dikait-kaitkan dengan pilihan politik seseorang.

Provokasi SARA harus dihadapi dengan kepala jernih. Jangan sampai kita menggadaikan kewarasan berpikir, juga kebhinekaan Indonesia, untuk soal-soal seperti ini. 

 

  • spanduk SARA
  • Pilkada DKI 2017
  • provokasi SARA

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!