BERITA

Kebakaran Pasca-Gempa Lombok, 80 Persen Warga Pulau Bungin Masih Mengungsi

Kebakaran Pasca-Gempa Lombok, 80 Persen Warga Pulau Bungin Masih Mengungsi

KBR, Mataram - Sebagian besar warga Pulau Bungin masih mengungsi pasca kebakaran yang melanda pulau terpencil di Nusa Tenggara Barat tersebut. Insiden kebakaran itu terjadi sesaat setelah gempa berkekuatan 7.0 SR melanda Lombok pada Minggu (19/8/2018) pukul 22.56 Wita.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pulau Bungin, Khairman mengatakan api yang melahap 24 unit rumah itu berhasil dipadamkan pada Senin (20/8/2018) pukul 04.30 Wita. Kendati, sebanyak 80 persen dari total 5 ribuan warga masih mengungsi ke tengah laut menggunakan perahu.

"Warga kami mengungsi menggunakan kapal dan sampan sendiri-sendiri," terang Khairman kepada KBR, Senin (20/8/2018).

Menurutnya, ada pula sebagian lainnya menyelamatkan diri ke daratan Pulau Sumbawa. Di daratan Sumbawa, pengungsi memilih tanah lapang sebagai tempat berteduh dengan menggunakan tenda-tenda darurat.

Pulau terpadat di dunia itu terbakar akibat gempa yang mengakibatkan kabel listrik putus dan menimpa rumah warga penjual BBM. Pada saat yang sama, hampir seluruh warga mengevakuasi diri menggunakan sampan. Sehingga, hanya sedikit pria dewasa di desa itu. Api pun membesar karena pemadaman seadanya ditambah minimnya personel. Sebanyak 24 rumah yang ludes terbakar itu ditempati oleh 74 jiwa.

Khairman mengatakan, para pengungsi kini membutuhkan lebih banyak terpal dan tenda untuk menampung warga Bungin yang keluar dari kampung pascagempa. Adapun kebutuhan mendasar seperti air minum, makanan dan selimut sudah langsung disalurkan oleh pemerintah daerah setempat, namun masih butuh tambahan.

"Sejak malam tadi langsung mengungsi sampai sekarang. Mengungsinya menggunakan perahu, ada sebagian besar di daratan Sumbawa. Tapi sebagian besarnya di laut sekarang."

Baca juga:




Editor: Nurika Manan
  • gempa lombok
  • gempa NTB
  • Pulau Bungin
  • kebakaran

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!