BERITA

Parkir di Garasi Keraton, Mobil Raja Solo Dicuri

""Pelaku masuk dari tempat sembahyangan jenazah Raja. Lewat pintu itu karena tidak ada bekas panjatan dinding.""

Parkir di Garasi Keraton, Mobil Raja Solo Dicuri
Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah. (Foto: KBR/Yudha S.)

KBR,Solo- Mobil   milik Raja Kraton Kasunanan Solo, Pakubuwono XXIII, hilang saat berada di dalam kompleks Kraton. Juru bicara Polresta Solo, Agus Puryadi, mengatakan polisi sudah menerima laporan resmi terkait pencurian mobil tersebut.

Menurut Agus, Polisi sedang menyelidiki kasus pencurian mobil milik Raja Kraton Kasunanan Solo ini.

 

"Ada laporan bahwa telah hilang sebuah mobil di satu-satunya garasi kompleks Kraton Kasunanan Solo. Mobil diketahui hilang jam 7 pagi, pada saat hilang menurut keterangan sopir, kunci mobil masih terpasang di dalam," ujar Juru bicara Polresta Solo, Agus Puryadi, Rabu (05/07).

Agus melanjutkan, "kemudian yang kita temukan bahwa pelaku masuk dari tempat sembahyangan jenazah Raja. Lewat pintu itu karena tidak ada bekas panjatan dinding. Di samping itu ada power supply untuk CCTV yang terpasang di dua lokasi, keduanya ternyata dicabut, dilepas. Setelah itu mobil dibawa pelaku meninggalkan lokasi. Pas meninggalkan lokasi garasi, sempat terdengar tiga kali klakson, penjaga yang tidur langsung bangun dan membuka pintu garasi. saat pagi hari baru ketahuan kalau mobil itu ternyata dicuri."

 

Mobil yang hilang Mistsubishi tipe  Pajero itu  berplat nomor AD 7229 AH dicuri saat berada di garasi kompleks kediaman raja Kraton Kasunanan Solo. Padahal selama ini penjagaan dan keamanan kompleks Kraton Solo cukup ketat. Setiap hari ratusan abdi dalem kraton Kasunanan bekerja di kompleks Kraton Kasunanan Solo.


Editor: Rony Sitanggang

  • Juru bicara Polresta Solo
  • Agus Puryadi
  • Raja Kraton Kasunanan Solo
  • Pakubuwono XXIII

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!