BERITA

Anggota dan Staf Bawaslu NTB Jalani tes Urine

Anggota dan Staf Bawaslu NTB Jalani tes Urine

KBR, Mataram - Seluruh pimpinan, anggota dan pegawai atau staf Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjalani tes pemeriksaan urine pada, Rabu (24/1/2018). 

Petugas dari Badan Narkotika Nasional (BNN) NTB memeriksa satu demi satu sampel urine milik semua anggota dan staf Bawaslu.

Ketua Divisi Pengawasan Bawaslu NTB, Itratif mengatakan pemeriksaan urine itu dilakukan agar lembaga Bawaslu di berbagai tingkatan bersih dari penyalahgunaan narkotika, terlebih lagi saat ini tahapan pilkada 2018 sudah mulai dijalankan.

Itratif menambahkan kegiatan pengawasan pilkada serentak akan menguras energi yang tak sedikit. Karena itu, jika ada staf Bawaslu terlibat penyalahgunaan narkoba, akan sangat mempengaruhi kinerja pengawasan dalam Pilkada 2018.

Bawaslu NTB, kata Itratif, juga memastikan akan memberikan sanksi tegas jika ada pegawai terlibat penyalahgunaan narkoba.

"Sebentar lagi kita akan menghadapi pilkada serentak. Sebelum kita menghadapi situasi yang kompleks, sejak awal kita lakukan pencegahan terhadap penurunan kinerja, yang mungkin bisa dipengaruhi misalnya oleh staf kita yang menyalahgunakan narkoba," kata Itratif, di Mataram, Rabu (24/1/2018).

Sebetulnya seluruh anggota Bawaslu tingkat kabupaten kota yang terpilih saat ini sudah dinyatakan bersih dari penyalahgunaan narkoba, karena itu merupakan salah satu syarat mengikuti seleksi anggota Bawaslu. 

Namun, untuk staf Bawaslu di tingkat kabupaten/kota belum pernah menjalani tes urine. Begitu juga pengawas di tingkat kecamatan maupun stafnya, belum pernah mengikuti tes uji narkoba.

Editor: Agus Luqman 

  • tes narkoba
  • Bawaslu
  • Pilkada 2018
  • #Pilkada2018
  • hak pilih Pilkada 2018
  • Pilkada serentak 2018
  • pilkada serentak
  • Pilkada NTB 2018

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!