DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Sehari Jadi Menteri di KPPPA

[Advertorial] Sehari Jadi Menteri di KPPPA

Dalam memperingati Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girls) yang jatuh pada setiap tanggal 11 Oktober, Plan Internasional kembali menggelar event “Sehari Jadi Menteri”. Event ini dilaksanakan di Gedung Kemeterian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) KPPPA pada Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 08.00 - 12.30 WIB. Tahun ini, giliran seorang remaja perempuan dari Sumatera Utara bernama Ayu Juwita yang menggantikan posisi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yambise.

“Hari Anak Perempuan Internasional bisa dijadikan momentum bagi semua pihak untuk memperkuat upaya pemberdayaan dan perlindungan anak perempuan, terutama dalam mendukung pencegahan perkawinan anak. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan kami untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) poin ke-5,” ujar Country Director Plan International Indonesia, Myrna Remata - Evora.

Event “Sehari Jadi Menteri” ini memberikan kesempatan pada 21 anak dan kaum muda terpilih dari berbagai daerah di Indonesia untuk belajar menjadi pemimpin. Mereka terpilih melalui proses seleksi yang melibatkan Kementerian PPPA, dan didukung oleh UNICEF dan Aliansi Aksi. Dari 1800 Kandidat hanya terpilih 50 finalis yang ikut dalam kompetisi video blog berdurasi 90 detik untuk menyuarakan pendapatnya jika menjadi menteri PPPA. Setelah itu, dipilih 11 video blog terbaik, serta 10 video blog dari jalur khusus bagi anak-anak yang tidak memiliki akses karena kondisi tertentu, misalnya rumah yang terpencil.

Sebelum melaksanakan simulasi rapat dan menjalani kegiatan “Sehari Jadi Menteri”, mereka mendapatkan pelatihan dasar kepemimpinan selama tiga hari pada tanggal 7-9 Oktober 2017 di Leadership Camp. Selama pelatihan, mereka belajar mengenai berbagai keterampilan kepemimpinan. Mereka juga dibekali isu-isu mengenai organisasi di PPPA, serta isu hak dan kesetaraan gender, terutama isu yang berkaitan dengan pencegahan perkawinan anak.


red
Simbolisasi penyerahan "Rekomendasi Remaja untuk KPPPA" oleh Menteri cilik Ayu Juwita dari Sumatera Barat kepada Ibu Leny Nurhayanti Rosalin, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA . 

“Kami berharap setelah menjalani kegiatan “Sehari Jadi Menteri”, anak muda dapat menjadi agen perubahan di daerahnya untuk mendukung pencegahan perkawinan usia anak. Perkawinan di usia anak membuat anak perempuan menanggung resiko yang dapat mempengaruhi hidupnya, mulai dari putus sekolah, gangguan kesehatan reproduksi seperti komplikasi pada saat melahirkan hingga kekerasan dalam rumah tangga.” Ujar Program Manager Plan International Indonesia, Wahyu Kuncoro. Wahyu mengatakan salah satu faktor kemiskinan yang berulang adalah pernikahan di usia anak, dan sebagai organisasi yang peduli terhadap anak, mereka ingin masyarakat Indonesia sadar tentang hak anak perempuan untuk tidak menikah pada usia anak.  

Editor: Paul M Nuh

  • KPPA

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!