DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] Waspada Bahaya Penyakit Rabies

"Gejala dan tanda penderita Rabies diawali dengan demam, tidak nafsu makan, lemah, insomnia, sakit kepala hebat"

[Advertorial] Waspada Bahaya Penyakit Rabies

Pernahkah kita merasa luluh ketika melihat kelucuan kucing dan anjing? Dan bahkan penat terasa hilang ketika melihat kelucuan mereka. Tapi tahukah Anda ada ancaman dibalik kelucuan hewan-hewan ini? Ancaman itu adalah Rabies atau penyakit anjing gila. 

Kasus gigitan Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Indonesai cukup banyak. Selama periode 2011-2017 ada lebih dari 500.000. Sebanyak 836 kasus dilaporkan sebagai Rabies pada manusia. Setiap tahunnya, rata-rata kasus GHPR adalah sebanyak 76.000 kasus, dan kematian akibat rabies pada manusia adalah sebanyak 100 orang.

Rabies disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus. Penyakit ini bersifat akut serta menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Virus Rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya anjing, kucing, dan kera. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui luka gigitan hewan penderita Rabies, atau luka yang terkena air liur hewan atau manusia penderita Rabies.

Gejala dan tanda penderita Rabies diawali dengan demam, tidak nafsu makan, lemah, insomnia, sakit kepala hebat. Kemudian penderita akan mulai terlihat tampak gelisah, mengalami halusinasi, takut akan air, angin dan suara. Masa inkubasi pada manusia adalah antara dua minggu sampai dengan dua tahun. Gejala muncul rata-rata dua sampai tiga bulan setelah gigitan. Apabila sudah muncul gejala dan tanda Rabies maka akan terjadi kematian.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah memelihara HPR (anjing, kucing dan kera) sesuai dengan aturan, di antaranya pemberian vaksinasi Rabies secara teratur. Segera cuci luka gigitan HPR dengan menggunakan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Terakhir segera lapor ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya untuk penanganan lebih lanjut.

Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian Rabies melalui kerjasama lintas sektor dengan pendekatan One Health untuk mecapai target Eliminasi Rabies pada Tahun 2020. Upaya yang dilakukan termasuk dengan mensosialisasikan upaya pencegahan dan pengendalian Rabies.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Rabies, dan mengkampanyekan pencegahan penularan Rabies, negara-negara anggota WHO telah menyepakati tanggal 28 September sebagai Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day). Pada tahun ini pemerintah akan mengintensifkan kampanye upaya pencegahan penyebaran Rabies. Kegiatan ini diharapkan akan mampu mencapai Eliminasi Rabies tahun 2020.

Editor: Paul M Nuh

  • kemenkes

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!