BERITA

Polusi Udara Tingkatkan Resiko Demensia

"Orang yang berusia di atas 50 tahun yang tinggal di daerah dengan tingkat nitrogen oksida tertinggi di udara, menunjukkan risiko 40% lebih besar terkena demensia"

Polusi Udara Tingkatkan Resiko Demensia
Ilustrasi (Foto: Welp.sk/Own work/CC/Wikimedia)

KBR - Sebuah penelitian menunjukan polusi udara di perkotaan, yang sebagian besar dihasilkan oleh kendaraan, beresiko meningkatkan demensia.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis BMJ Open menyatakan, polusi udara tetap mempengaruhi, di luar faktor permanen penyebab demensia, seperti minum berat, merokok, dan faktor lainnya.

Di seluruh dunia, sekitar 7 persen orang di atas 65 tahun menderita Alzheimer. Dan beberapa bentuk demensia, persentase meningkat hingga 40 persen untuk orang yang berusia di atas 85 tahun.

Dilansir dari AFP (19/9/2018), jumlah penderita di seluruh dunia diperkirakan hampir tiga kali lipat pada 2050. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi sistem perawatan kesehatan.

"Pencegahan primer dari semua demensia adalah masalah kesehatan masyarakat global utama selama beberapa dekade mendatang," tulis para peneliti.

Bahan kimia yang berasal dari knalpot kendaraan, seperti nitrogen dioksida (NO2) dan jelaga diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah pernapasan, terutama asma.

Tetapi apakah bahan kimia tersebut juga membuat peningkatan Alzheimer dan jenis lain dari demensia, masih belum jelas.

Untuk mengetahui lebih lanjut, tim peneliti yang dipimpin oleh Iain Carey dari Institut Penelitian Kesehatan Penduduk Universitas London menyisir catatan kesehatan 131.000 orang yang tinggal di Greater London yang pada tahun 2004 berusia 50 hingga 79 tahun.

Ketika penelitian dimulai, tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda demensia.

Namun peneliti melihat alamat tempat tinggal mereka. Para ilmuwan memperkirakan terdapat paparan tahunan NO2 dan partikel halus yang dikenal sebagai PM2.5. Kemudian peneliti melacak kesehatan para peserta selama periode tujuh tahun.

Hasilnya, hampir 2.200 pasien atau 1,7 persen dari total didiagnosis demensia.

Orang yang berusia di atas 50 tahun di daerah dengan tingkat nitrogen oksida tertinggi di udara menunjukkan risiko 40 persen lebih besar terkena demensia dibandingkan mereka yang tinggal di daerah yang kadar polusinya lebih sedikit.

Oleh karena penelitian ini didasarkan pada analisis setelah fakta dan bukan uji klinis dalam pengaturan eksperimental, para penulis memperingatkan bahwa tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik dalam sebab akibat.

Tetapi temuan ini  menunjukkan, produk sampingan kimia dari pembakaran solar dan bensin dapat merusak fungsi otak.

"Polusi udara yang terkait dengan lalu lintas telah dikaitkan dengan perkembangan kognitif yang lebih buruk pada anak-anak," kata studi tersebut.

Studi ini disambut oleh para ahli yang mengkaji penelitian ini sebelum publikasi.

"Ada semakin banyak bukti hubungan antara polusi udara dan kesehatan otak, termasuk demensia dan Alzheimer," kata Martie Van Tongeren, seorang profesor kesehatan kerja dan lingkungan di University of Manchester.

Kevin McConway dari Universitas Terbuka memuji penelitian ini. Namun ia juga memberikan catatan bahwa penelitian ini hanya melihat paparan polusi di rumah saja, dan tidak memperhitungkan tingat NO2 dan PM2.5 di suatu tempat selain di rumah.

Badan Lingkungan Eropa memperkirakan, dalam setahun lebih dari 400.000 orang di daerah perkotaan Eropa meninggal sebelum waktunya karena polusi udara.

Editor: Agus Luqman

 

  • polusi udara
  • Demensia
  • pola hidup sehat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!