HEADLINE

Siklon Tropis Cempaka, Yogyakarta Siaga Darurat Bencana

"BNPB menyatakan hampir seluruh provinsi berpotensi mengalami banjir dan longsor, terutama pulau Jawa."

Siklon Tropis Cempaka, Yogyakarta Siaga Darurat Bencana
Warga menyeberangi banjir bandang yang memutus jalur lintas selatan Desa Hadiwarno, Pacitan, Jawa Timur, Selasa (28/11). (Foto: Antara)

KBR, Yogyakarta- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menginstruksikan status siaga darurat di wilayahnya menyusul dampak siklon tropis Cempaka. Status siaga darurat berlaku hingga 31 Januari 2018.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi mengatakan pernyataan siaga darurat untuk mempermudah proses penanganan di lapangan. Gubernur juga memerintahkan bupati dan walikota mengoptimalkan belanja tidak terduga.

"Siaga darurat ini artinya mengoptimalkan seluruh potensi untuk memudahkan penanganan di lapangan. Berlaku mulai hari ini hingga akhir Januari," kata Gatot usai rapat koordinasi di kantor Gubernur DIY Kepatihan, Rabu (29/11/2017).


Selain menetapkan status siaga darurat, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga meninjau sejumlah lokasi terdampak Cempaka di kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kota Yogyakarta.


"Sekaligus melihat kondisi riil fisik terkini sambil memberikan petunjuk penanganan," kata Gatot.

red

Pengendara motor menerjang banjir yang melanda wilayah Bayat Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/11).  (Foto: Antara)


Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Pelaksana  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno mengatakan, empat orang meninggal dunia sedangkan ribuan lainnya harus mengungsi akibat cuaca buruk.


"Ini luar biasa. Kejadian yang tak pernah terjadi banjir di Gunungkidul. Angin kencang dan longsor di Bantul. Ini ada pergeseran situational. Kita berharap hari ini tidak hujan ke depan. Untuk kasus cuaca ekstrim ini adalah peristiwa terburuk," kata Krido.


Krido menuturkan, pengungsi di Imogiri Bantul dipusatkan di tiga lokasi yaitu Kebonagung, Bale Desa Imogiri dan Kecamatan Imogiri. Jumlah pengungsi sempat mencapai 1750 di tiga lokasi tersebut.


Cuaca buruk akibat siklon tropis Cempaka mengakibatkan banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di ratusan titik di DIY. Hujan deras yang mengguyur sepanjang Senin (28/11/2017) menyebabkan beberapa sekolah terendam, rumah rusak dan dua jembatan putus. Proses pendataan dan evakuasi terus dilakukan. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan  munculnya gelombang tinggi  di Jawa bagian selatan.  Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan mengatakan gelombang di perairan Samudera Hindia berpotensi mencapai 2,5-4 meter di perairan lepas. Sementara, di perairan pantai, ombak setinggi 2 meter.

Menurut dia, gelombang setinggi itu berbahaya bagi pelayaran, baik perahu kecil maupun besar.  BMKG mengimbau agar nelayan perahu kecil lebih waspada dan  dan tak berlayar melebihi 5 mil laut. Dengan begitu, saat muncul gelombang tinggi, nelayan bisa memacu perahu ke arah pantai dan terhindar dari bencana.

Saat ini, kata Rendy, pusat tekanan rendah berada di perairan sebelah selatan Jawa Timur sekitar 8,5 LS, 111,2 BT, sekitar 32 km sebelah selatan tenggara Pacitan. Pusat tekanan rendah bergerak ke timur tenggara dengan kecepatan 2 knots atau sekitar 4 kilometer per jam menuju wilayah Indonesia.


Rendy menjelaskan, siklon tropis Cempaka juga menarik bibit awan hujan sehingga terkumpul di Jawa bagian selatan, terutama di Banyumas, Cilacap dan Kebumen. Akibatnya, tiga hari ke depan diprediksi terjadi hujan sangat lebat (ekstrim) yang dapat memicu banjir dan tanah longsor.


Pusat tekanan rendah juga memicu meningkatnya kecepatan angin hingga 20 knot sehingga rawan menyebabkan kerusakan dan pohon tumbang. Hujan lebat disertai petir juga berpontensi besar terjadi di Jawa bagian selatan. Sebab itu, Ia memperingatkan agar warga di daerah rawan bencana untuk lebih waspada.


“Wilayah perairan di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah, bergelombang tinggi. Lalu berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang. Lalu untuk wilayah Banyumas, Cilacap, dan sebagian wilayah pesisir selatan Jawa Tengah berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang,” jelas Rensy Krisnawan, Selasa (28/11/2017).

 

Sementara, Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tri Komara Sidhy menggelar sosialisasi intensif mitigasi bencana di tingkat desa menjelang puncak musim penghujan yang diprediksi terjadi antara Desember 2017 hingga Januari 2017 nanti. 


Puncak musim penghujan, kata Komara, meningkatkan risiko bencana banjir bandang, longsor dan banjir rendaman di Cilacap. Menurut dia dari 24 kecamatan yang ada di Cilacap, 6 kecamatan merupakan zona rawan longsor. Sementara, 11 lainnya rawan banjir rendaman.

 

Dia pun mengimbau masyarakat lebih waspada dan meningkatkan mitigasi bencana dengan melakukan ronda lingkungan, baik dari gangguan keamanan maupun kewaspadaan bencana. 


Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wiliam Rampangilei   hampir seluruh provinsi di Indonesia berpotensi mengalami banjir dan longsor,  terutama pulau Jawa. Ia mengatakan ada ribuan titik rawan di seluruh Indonesia dan tersebar di semua pulau.


“Yah itu luas sekali, hampir di Jawa ada,Sumatera ada, Bali, Kalimantan banyak sekali. Hampir di semua provinsi kalo saya hitung hampir separuh provinsi rawan banjir dan longsor untuk tahun ini,” ujar Wiliam kepada KBR, di Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Rabu (29/11/2017).


Ia   mengatakan   pada 2018 mendatang pemerintah akan memberlakukan program prioritas pembangunan nasional dan dampak penanggulangan bencana. Pasalnya Indonesia merupakan negara yang di setiap daerahnya memiliki potensi bencana yang cukup besar.

Kata Wiliam pada 2017   ada lebih dari 150 juta penduduk Indonesia yang tinggal di kawasan padat dan rawan bencana.

“Kita sudah miliki peta rawan bencana, bahwa ada 150 juta saudara kita yang tinggal di daerah rawan bencana, ada 60 juta di daerah rawan banjir, 40 juta di daerah rawan longsor, 4 juta di daerah potensi Tsunami, dan 1,1 juta di daerah rawan endemik. Ini semua sudah kita petakan.” Ujar Wiliam.


Siklon Cempaka


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan siklon tropis Cempaka yang menjadi penyebab cuaca ekstrem di wilayah Jawa dan Bali dua hari terakhir, akan segera mereda dalam tiga hari ke depan. Prakirawan cuaca BMKG Yuli Kartikaningsih mengatakan, siklon tropis Cempaka akan terus melemah, setelah tadi pagi pukul 07.00 terjadi hujan lebat dan angin kencang.

red

Kata Yuli, saat ini siklon tropis Cempaka mulai bergerak ke arah selatan-barat daya Indonesia ke arah Samudra Hindia.

"Prakiraan cuaca dalam 24 jam ke depan, yaitu esok hari tanggal 30 November, kemungkinan besar sikon tersebut akan melemah intensitasnya. Kemudian pergerakannya ke arah selatan-barat daya menjauhi wilayah Indonesia. Siklon tropis memberikan dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, khususnya di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali," kata Yuli kepada KBR, Rabu (29/11/2017).


Yuli mengatakan, saat ini siklon Cempaka masih berada di perairan selatan Jawa Timur dan bergerak ke arah timur, dengan kecepatan 9 kilometer per jam. Meski mulai melemah, kata Yuli, siklon Cempaka masih menimbulkan hujan sedang hingga lebat, serta angin kencang.


Yuli mengatakan, intensitas hujan dan kecepatan angin di Yogyakarta dan Pacitan sudah menurun dibanding kemarin. Kata dia, pergerakan angin dan hujan justru mengarah ke wilayah selatan Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Lampung dan barat Sumatra.


Editor: Rony Sitanggang

  • siklon tropis
  • siklon tropis cempaka
  • bencana banjir
  • bencana longsor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!