HEADLINE

Komnas HAM Papua Temukan Indikasi Pelanggaran HAM di Manokwari

"Komnas HAM Papua menjelaskan, pasca kerusuhan di Manokwari, polisi menyergap sebuah kampung dan menyasar salah satu fam (kampung) di sana. "

Komnas HAM Papua Temukan Indikasi Pelanggaran HAM di Manokwari
Ilustrasi (sumber: Antara)

KBR, Jakarta- Komnas HAM Papua mengaku telah menemukan indikasi pelanggaran HAM serius yang dilakukan Kepolisian di Manokwari, Papua Barat. Kepala Sekretariat Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramendey menjelaskan, pasca kerusuhan di Manokwari, polisi menyergap sebuah kampung dan menyasar salah satu fam (kampung) di sana. Kepolisian sudah dimintai konfirmasi mengenai serangan itu, tapi Komnas HAM belum dapat jawaban dari kepolisian setempat.


"Ada dugaan pelanggaran HAM serius. Terutama untuk kejadian tanggal 27. Penyerangan itu diarahkan langsung untuk satu fam, yakni fam Swabei. Mereka menembakan gas air mata, sehingga menyebabkan anak-anak mengalami batuk-batuk dan menangis. Selain itu, korban juga ada perempuan lanjut usia," katanya.


Selain soal penyerangan itu, yang menjadi catatan dalam penyelidikan Komnas HAM ialah mengenai penetapan prosedur yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Rencananya, menurut Frits, laporan ini bakal diserahkan kepada Komnas HAM Pusat, besok (1/11).

Baca: Rusuh Manokwari, Kapolda: 24 Anggota Diperiksa

Satu orang bernama Onesimus Rumayom tewas dan belasan lainnya luka dalam insiden di di Sanggeng, Manokwari, Papua Barat. Menurut pengakuan pendamping keluarga korban Yan Christian Warinussy, korban ditembak Polisi dalam posisi merunduk. Saat itu, Onesius ingin mengambil spanduk yang tergeletak di jalan untuk dibakar. Itu sebab ia menduga ada kesalahan prosedur dalam pengendalian massa yang dilakukan aparat keamanan.

Editor: Sasmito

  • rusuh manokwari
  • komnas ham
  • Pelanggaran HAM

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!