HEADLINE

Omran Daqneesh, Potret Korban Perang Suriah

Omran Daqneesh, bocah korban perang di Suriah. (Foto: CNN)

KBR, Jakarta - Namanya Omran Daqneesh. Usianya baru lima tahun, namun foto dan videonya ramai diperbincangkan dan disebarluaskan di sosial media hari ini. Foto yang dimaksud yakni ketika Omran duduk dengan wajah tertutup debu dan darah akibat luka di kepalanya. Ia terdiam dan terlihat syok.

Foto itu diambil tak lama setelah ia dievakuasi dari serangan udara yang mengenai  rumahnya di Aleppo, Suriah. Foto Omran ini kemudian menjadi simbol penderitaan korban konflik Suriah. Dia adalah salah satu dari 12 anak yang sempat diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit ketika serangan pada 17 Agustus lalu.


Dalam beberapa menit setelah diposting oleh saksi mata dan wartawan, foto dan video dari Omran mulai meroket di seluruh dunia di media sosial. Tanpa disadari, Omran - seperti Alan Kurdi, balita Suriah yang tenggelam September lalu dan yang tubuhnya terdampar di pantai Turki - membawa perhatian baru ke ribuan anak-anak tewas dan terluka selama lima tahun perang dan ketidakmampuan atau keengganan kekuatan global untuk menghentikan pembantaian itu.


Gambar dan video yang Omran ini didistribusikan oleh Aleppo Media Center, sebuah kelompok lama aktivis anti-pemerintah dan warga setempat. Omran dan keluarganya terluka ketika rumah mereka dihancurkan oleh serangan udara Rabu. Ajaibnya, semua orang di keluarga dekat selamat. Para aktivis kemanusiaan menuding pemerintah Suriah dan Rusia atas serangan tersebut.


Aleppo yang terletak di Suriah utara, telah dikepung selama bertahun-tahun selama perang sipil di negara itu. Ribuan orang telah tewas di sana, termasuk 4.500 anak-anak. (sumber: nytimes, cnn, telegraph)




Editor: Quinawaty

 

  • Omran Daqneesh
  • suriah
  • Allepo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!