HEADLINE

Pengungsi Syiah Sampang Dilarang Mudik ke Madura!

Pengungsi Syiah Sampang Dilarang Mudik ke Madura!
Kondisi jemaat Syiah Sampang yang terpaksa mengungsi ke lapangan tenis di Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta - Kapolres Sidoarjo, Jawa Timur, Anwar Nasir pagi ini, Rabu (6/7/2016) mengumpulkan para pengungsi Syiah korban konflik yang tinggal di Rusun Puspo Agro, Sidoarjo. Kepada para pengungsi, Kapolres melarang pengungsi warga Syiah yang berjumlah sekitar 270 orang itu mudik pulang kampung ke Sampang Madura untuk bersilaturahmi.

Pemimpin pengungsi Syiah Sampang, Iklil Almilal menceritakan, dalam pertemuan itu Kapolres terkesan mengancam pengungsi jika nekat mudik kemungkinan akan bentrok dengan aparat kepolisian.


"Barusan kami dikumpulkan di lantai empat. Awalnya meminta kami untuk tidak melaksanakan (mudik-red), karena ada penolakan di kampung. Tapi teman-teman bilang, 'Kami bukan tidak menghargai saran Bapak. Tapi tujuan kami itu silaturahmi Pak. Sudah empat tahun tidak bisa kumpul dengan keluarga'. Akhirnya, di akhir pembicaraan, Kapolres bilang begini, 'Okelah, kalau kalian tetap memaksa, dengan kondisi seperti ini, mungkin kalian bukan cuma bentrok dengan warga di kampung, tapi ada kemungkinan juga bentrok dengan aparat keamanan. Ini kan menurut kami ini ancaman dari aparat keamanan," kata Iklil kepada KBR, Rabu (6/7/2016).


Dalam pertemuan itu, Kapolres didampingi aparat dari Kodim, Koramil, Polsek dan intel Polda. Tidak ada kehadiran dari aparat pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kabupaten Sidoarjo.


Iklil mengatakan, selain muncul ancaman bentrok dengan aparat, Kepolisian Sidoarjo juga mengerahkan dua peleton pasukan ke depan Rusun untuk berjaga. Pasukan itu sudah dikerahkan sejak sehari sebelum lebaran. Padahal, biasanya hanya ada beberapa aparat yang berjaga di pos jaga.


Ia menceritakan, sebetulnya warga pengungsi Syiah sudah berencana mudik ke Sampang sejak pertengahan Ramadan. Mereka sudah mengirim surat pemberitahuan kepada aparat kepolisian di tingkat Polsek, dengan tembusan ke Polda Jawa Timur.


"Semua anak-anak kecil sudah siap, mereka senang mau pulang kampung. Sudah mandi, pakai baju baru. Awal-awalnya tidak ada larangan. Tapi tiba-tiba dikumpulkan oleh Kapolres. Anak-anak jadi lemes lagi," kata Iklil.


Para pengungsi Syiah juga sudah menyewa 10 unit mobil minibus Mitsubishi Elf dan membayar uang muka Rp2 juta.


"Tapi kami tidak tahu, ternyata dari pihak penyewa mobil itu membatalkan. Saya tidak tahu mengapa, tapi mereka beralasan mobil rusak. Mungkin mereka sudah tahu kalau tidak diperbolehkan aparat. Padahal sudah kasih uang DP. Ternyata tidak ada satu pun mobil yang masuk," lanjut Iklil.


Iklil menjelaskan, para pengungsi akhirnya bersedia mematuhi larangan dari aparat keamanan. Namun, mereka mendesak kepolisian agar ikut meminta pemerintah supaya segera menyelesaikan masalah yang dihadapi para pengungsi.


"Kami juga meminta jawaban dari mereka, langkah-langkah apa yang akan dilakukan aparat keamanan," lanjutnya.


Warga Syiah terusir dari Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Sampang Madura dan terpaksa mengungsi Rusun Puspo Argo di Sidoarjo Jawa Timur, pasca penyerangan dari kelompok anti-Syiah pada 26 Agustus 2012.





Editor: Quinawaty  

  • pengungsi syiah sampang
  • Rusun Puspo Argo di Sidoarjo
  • Iklil Almilal
  • Kapolres Sidoarj
  • dilarang pulang

Komentar (1)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Baika Barok8 years ago

    Tak taoh nguca'ah apah (Gak tau mau bilang apa)