HEADLINE

Komunitas Kejawen Banokeling Rayakan Idulfitri Sabtu Pahing

Komunitas Kejawen Banokeling Rayakan Idulfitri Sabtu Pahing

KBR, Banyumas– Penganut Islam Kejawen anak putu Banokeling di Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bakal merayakan Hari Raya Idulfitri pada Sabtu pahing (16/6/2018).  Juru Bicara Kasepuhan Adat Banokeling, Sumitro mengatakan, dalam kalender Alif Rebo Wage (Aboge), tahun 2018 ini adalah tahun Dal. Dengan begitu, tahun baru 1 Sura akan tiba pada Sabtu pasaran Manis.

 

Dia menjelaskan, dari perhitungan Sabtu pasaran Manis itu lah perhitungan untuk bulan-bulan lainnya berdasar, sehingga 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu Pahing atau diperkirakan selang sehari dari ketetapan Hari Raya Idulfitri 1439 Hijriyah versi pemerintah.

 

Meski begitu, Sumitro menganggap tahun ini Hari Raya Idulfitri antara Komunitas Kejawen Aboge dengan pemerintah tiba di hari yang sama. Hanya saja, pemerintah menghitung dengan patokan munculnya rembulan, adapun komunitas Islam Kejawen dengan cara menghitung berdasar hari.


“Lebaran hari Sabtu pahing. Tahun ini tahun Dal, itu caranya Daltugi. Dal Sabtu Manis, tanggalnya 1 bulan Sura, dulunya. Nah,  cara rumusnya itu, Sabtu manisnya itu ya untuk mengawali, tanggal Sasi Sura. Rumusnya, Rajiji, Parluji, Lupatma, seperti itu. Itu rumus menghitungnya kalau ingin menghitung. Pasanya, kemarin Kamis pahing,” jelas Sumitro, Rabu pagi (13/6/2018).

 

Sumitro menerangkan, Komunitas Banokeling akan melakukan ritual adat pada hari Raya Idulfitri. Pertama yang dilakukan adalah bekten atau ziarah ke makam Panembahan Banokeling. Selanjutnya, mereka akan berkumpul di Balaidesa Pekuncen dan melakukan ritual Babaran, atau selamatan Riaya dengan berdoa dan dilanjutkan makan bersama.

 

Menurut dia, meski berbeda selang sehari dari ketetapan pemerintah, anak putu atau keturunan trah Banokeling juga turut merayakan Idulfitri pada Jumat. Namun, keesokan harinya, anak putu akan menggelar ritual secara terbatas. Dalam acara tersebut, enam Bedogol atau garis keturunan Banokeling akan mempersiapkan ubo rampe ritual adat.

 

Sumitro menambahkan, Aboge memakai sistim kalender dalam kurun waktu delapan tahunan atau sewindu. Masing-masing tahun memiliki nama, yakni Alif, Ha, Jim, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jim akhir. Dalam almanak Aboge, satu tahun terdiri dari 354 hari. Enam bulan terdiri dari 29 hari, separuhnya lagi terdiri dari 30 hari.


Editor: Rony Sitanggang

  • #toleransi
  • Penganut Islam Kejawen anak putu Banokeling
  • aboge
  • idul fitri 2018

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!