HEADLINE

Penembakan oleh Polisi Lubuklinggau, Anak Tewas Menyusul Sang Ibu

"Mobil yang mereka tumpangi diberondong tembakan polisi. Ibunya, Surini tewas di bagian dada dan paha. Indra tertembak di bagian leher dan meninggal enam hari kemudian. "

Penembakan oleh Polisi Lubuklinggau, Anak Tewas Menyusul Sang Ibu
Anggota polisi mengusung jenazah Indra Yani menuju rumah duka di Desa Belitar Muka, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Senin (24/4/2017). Indra merupakan korban tewas kedua dalam insiden penembakan pol


KBR, Rejanglebong - Indra Yani (33 tahun), warga Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Dr Muhamad Husin Palembang, setelah sempat kritis beberapa hari pasca kena tembak polisi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Indra mengalami luka di bagian leher depan, ketika mobil yang ditumpanginya dihujani tembakan polisi di Lubuklinggau, pada Selasa 18 April 2017. Selain Indra, ada enam orang lain di mobil itu, termasuk ibunya, Surini yang tewas di tempat kejadian.


Indra sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sobirin, Lubuklinggau, dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Dr Muhamad Husin, Palembang.


Keluarga Indra memulangkan jenazah Indra ke daerah asal mereka di Desa Belitar Muka, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejanglebong.


"Almarhum meninggal pukul 05.00 WIB, dan dibawa dari Palembang menggunakan mobil ambulan milik Polda Sumatera Selatan," kata Wakil Bupati Rejanglebong, Iqbal Bastari mewakili keluarga korban, di Rejanglebong, Senin (24/4/2017).


Jenazah tiba di rumah duka pada Senin sore, dan langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat. Sejumlah pejabat hadir di pemakaman itu, termasuk perwakilan Polres Rejanglebong, Polres Lubuklinggau, Komandan Kodim, Komandan Korem dan para tokoh adat.


Wakil Bupati Rejanglebong Iqbal Bastari berharap tidak ada konflik di masyarakat pascamusibah itu.


"Keluarga besar sudah menerima kejadian ini, dan sangat berharap setelah musibah ini tidak ada lagi konflik-konflik di masyarakat. Biarlah proses hukum berjalan secara profesional," kata Iqbal.


Baca juga:


Polisi tanggung hidup keluarga

Kapolres Kota Lubuklinggau Hajat Mabrur mengatakan atas nama institusi Polri akan bekerja profesional memproses hukum kejadian itu.


"Kami dari institusi Polri akan menanggung seluruh biaya pengobatan dan juga menjadikan anak-anak korban sebagai tanggungan Polri," kata Hajat Mabrur.


Indra Yani merupakan satu dari tujuh korban penembakan anggota Polres Lubuklinggau, pada Selasa, 18 April lalu. Mobil yang mereka tumpangi diberondong tembakan polisi. Ibunya, Surini tewas di bagian dada dan paha. Indra tertembak di bagian leher dan meninggal enam hari kemudian.


Dua anak Surini lainnya yaitu Dewi (40 tahun) dan Novi (30) juga mengalami luka. Selain itu, anak Novi atau cucu Surini, yaitu Genta yang berusia tiga tahun juga mengalami luka tembak. Cucu Surini lainnya, Galih (6 tahun) tidak terluka namun mengalami trauma. Satu korban lain adalah Diki, sopir mobil tersebut yang mengalami luka di bagian perut.


Indra merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, dari perkawinan Kaswan (60) dan Surini (54). Keluarga Kaswan memiliki lima anak, yaitu Dewi, Lina, Indra, Novi, dan Sasih. Selama ini, Indra bekerja sebagai petani pembuat gula aren di desa Blitar Muka.


Di hari kejadian, Kaswan bersama dua anaknya yaitu Lina dan Sasih tidak ikut dalam rombongan mobil, sehingga selamat dari berondongan peluru polisi.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • Lubuklinggau
  • sumatera selatan
  • Rejanglebong
  • Bengkulu
  • kekerasan polisi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!