OPINI

Mendorong Munculnya Ide Segar

Ilustrasi: Ide segar anak muda

Deklarasi Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran ramai akhir pekan kemarin di Bekasi. Ribuan peserta dari berbagai daerah, pelajar dan mahasiswa, sama-sama berikrar kalau pacaran dianggap hanya merusak remaja dan mengarah ke pergaulan bebas. Dasar berpikirnya adalah pacaran tidak sesuai syariat Islam, jadi sebaiknya pacaran dihapus dalam budaya Indonesia. Salah satu argumen yang sering disebut adalah soal ‘menikah sebagai solusi terbaik’ sehingga ‘tak perlu dipersulit’. Ini diperkuat dengan terbitan buku dan narasumber yang diundang, yang seperti mendorong adanya perkawinan di usia muda. 

Ini bikin khawatir. Banyak studi yang sudah mendorong hal sebaliknya: janganlah menikah di usia muda. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyebut, pernikahan di usia dini rentan mengalami perceraian. Selain itu, aneka risiko kesehatan juga menanti - mulai dari dampak fisik sampai depresi dan gangguan mental lainnya. 

Indonesia juga belum punya prestasi yang baik di soal pernikahan di usia muda ini. Data Susenas menunjukkan kalau hampir separuh pernikahan dilakoni oleh perempuan berusia 10 sampai 18 tahun. Padahal 18 tahun adalah batas usia anak sesuai Undang-undang Perlindungan Anak. Sementara itu, Undang-undang Perkawinan menyebut batas minimal usia pernikahan anak perempuan adalah 16 tahun dan laki-laki 19 tahun. Mahkamah Konstitusi menolak menaikkan batas minimal menjadi 18 tahun, karena MK ragu, menaikkan batas usia bakal mengurangi persoalan kesehatan produksi dan masalah sosial. 

Yang lebih penting adalah hidup itu bukan melulu soal pacaran atau menikah. Ketimbang membuat Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran, akan lebih bermanfaat jika anak muda didorong untuk berbuat hal yang lebih produktif. Jika pacaran dikhawatirkan dapat mendorong pergaulan bebas, maka seharusnya kita justru harus melihat ke kurangnya pendidikan seks sebagai penyebab. Indonesia punya seribu satu masalah yang menanti untuk dipecahkan oleh ide-ide segar anak muda yang tak semata-mata memikirkan soal pernikahan. 

  • gerakan indonesia tanpa pacaran
  • bekasi
  • pernikahan dini
  • syariat islam

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!