DARI POJOK MENTENG

Kunto Aji: Dari Jarang Mandi Sampai Tak Sendiri Lagi

Kunto Aji: Dari Jarang Mandi Sampai Tak Sendiri Lagi

“Terlalu Lama Sendiri” apakah artinya single? Belum tentu! Ia sudah menemukan pasangan hatinya, Dewi Syariati, tiga bulan yang lalu. Kunto Aji seolah “mengaku” terlalu lama sendiri pada lagunya yang ngehits di tahun 2014, tak heran pendengar jadi penasaran menanyakan statusnya saat hadir menjadi bintang tamu segmen Seleb On Radio,  Yuhu Sore pada Kamis (7/3/2016).  Penelpon dari Jakarta, Linda yang bertanya mengenai siapa pacar pria yang akrab dipanggil Aji ini, terdengar kaget. Apalagi Chef Aiko dan Soraya Larasati, yang menjadi Host Yuhu Sore, menjawab pertanyaan Linda dengan berteriak  serempak “sudah married!!” Linda pun langsung kikuk dan  bingung mau bertanya apa lagi. 

Terkuaknya  pernikahan pria jebolan pencarian bakat Indonesian Idol musim ke lima ini, karena salah satu akun instagram temannya menggunggah foto-foto mereka, hingga kabar ini tersebar luas. Karena tak ada media yang meliput, wajar saja kalau banyak yang mengira Kunto Aji masih sendiri seperti lagu ciptaannya, termasuk Linda.

Kunto Aji baru saja menelurkan album yang diberinya judul ‘Generasi Y’, November lalu. Single “Terlalu Lama Sendiri,” “Ekpektasi dan “Pengingat,” turut masuk dalam album yang berjumlah 9 lagu ini. Semua lagu ditulis sendiri oleh pria kelahiran Yogyakarta, 4 Januari 1987 tersebut.

Jarak antara single pertama  menuju album perdana membutuhkan waktu 6 tahun. “Itu karena sulitnya mencari konsep yang pas,” kata Aji. Untuk menemukan konsep “Generasi Y,” menurut Aji,  adalah sebuah proses. Proses itu salah satunya dilakukan dengan  membaca buku dan  ngobrol dengan orang-orang tertentu untuk mendapat sesuatu yang spesifik. “Bikin lagu atau nadanya justru sebentar banget enggak sampai dua minggu untuk satu album itu, cuma bikin cerita dan konsepnya yang ribet banget,’ ia bercerita.

Album ini, menggambarkan pandangan Aji terhadap kehidupan generasi masa kini. Pemilihan nama album yang unik, turut mengundang rasa penasaran  pendengar Yuhu Sore di Yogyakarta, Utari, menelpon ke saluran bebas pulsa Yuhu! 0800-140-3131. ”Apa yang menarik dari Generasi Y sehingga perlu dikulik-kulik  sampai menjadi album?” tanyanya.

“Saat ini adalah era transisi dari era pra digital ke digital sehingga muncul profesi  baru, videografer, pembuat meme dan profesi baru lainnya yang menghasilkan uang. Generasi Y, generasi yang membuka jalannya sendiri,  mengerjakan pekerjaan atau profesinya sendiri.  Jadi kita tuangkan secara visual di dalam album ini,” jelas Aji. 

Karena  idenya yang tak biasa, tentu tak mudah meluluhkan hati pihak label agar  mau menaungi album dengan ide dan konsep yang diinginkannya. Namun itu tak membuat pria berambut keriting ini putus asa. Tekadnya yang kuat akhirnya membuatnya berhasil meluncurkan album perdana indie. 

“Bukan mau independen atau sok anti label. Tapi, maunya mereka apa, maunya aku apa, jadi gak nyambung. Pengennya bikin karya yang sesuai dengan yang aku mau. Saat itu belum ketemu, beda visi, ” ia menjelaskan alasannya.

Di tengah obrolan yang seru ini, selain menjawab pertanyaan pendengar dari 10 kota besar  di Indonesia  yang bergabung menyiarkan Yuhu Sore, pria ramah ini juga menyanyikan lagu secara live. Permintaan pendengar dari Banjarmasin, Yasen, yang berjudul “Amatiran,” dinyanyikannya dengan merdu. Selain itu, lagu “Buka, Buka, Buka,” salah satu lagu di album terbarunya, ikut dilantunkan dengan iringan keyboard. Afif, sang keyboardis, yang mengiringi suara Aji yang nge-blues, membuat lagu yang dinyanyikannya semakin hidup dan penuh makna. 

Sore itu Yuhu kebanjiran penelpon yang penasaran dengan Kunto Aji, tak hanya dari, Banjarmasin,  Jogyakarta  dan  Jakarta, saja lho. Ada pula pendengar dari Makassar, Surabaya dan Bogor, ikut meramaikan obrolan yang berlangsung selama 2 jam itu.

Namun, ada penelpon iseng sore itu,  yang mengaku fans berat Aji, Andre dari Palembang. “Kak Aji, waktu jaman ia  ikut Indonesian Idol dulu, aku suka banget.  Kakak  Aji itu jarang mandi, suka main games, dan suka lupa pakai deodorant,” ujarnya. Aji pun bertanya siapa gerangan sang penelpon?  “Siapa sih ini?“ tanyanya penasaran sambil tertawa.  Ia mulai curiga mendengar betapa detailnya  suara pria di ujung telpon mengetahui kebiasaannya. Setelah ia mengenali suaranya, barulah Aji sadar, kalau itu adalah suara teman satu grup bandnya dulu yang ada di Bogor, Beboy.

Ada banyak pertanyaan lucu dari pendengar Yuhu Sore melalui mention di twitter @yuhu_live yang ditujukan kepada pria yang masuk nominasi AMI Award 2015 untuk Pendatang Baru Terbaik ini.

Akun @DJSetiawan, misalnya, bertanya mengapa Aji  kalau bicara sangat medok (berlogat Jawa), tapi ketika menyanyi sama sekali hilang atau tak terdengar lagi logat tersebut. Chef Aiko yang membacakan pertanyaan itu, juga ikut-ikutan ngomong medok. Bikin geli mendengarnya. “Gak tahu juga ya, mungkin karena lidahnya ya ” jawab Aji sambil tertawa. Akun @arsyad_joe, ikut penasaran dengan rambut kribonya Aji “ Apa gak gatel dengan rambut kribo gitu ?” Sementara pendengar dari Jerman, Tobias Conopka, juga penasaran kapan  pria yang humble ini show di negaranya? Dan kenapa kalau sedang menyanyi kepala Aji selalu bergoyang? Pendengar Yuhu memang mengerjai Kunto Aji dengan pertanyaan-pertanyaan mulai dari serius sampai kocak sepanjang Sore.

Meski musik yang dimainkannya ada rasa blues dan jazz, namun penyabet gelar Breakthrough Artist of the Year di ajang  Indonesian Choice Awards 2015 ini merasa, musiknya bercitasara genre pop dengan tema cinta. “Tahun ini pengen konser besar, tapi saya tetap mau memikirkan konsepnya  agar nyaman  dan jadi sesuatu yang unik dan memorable,” pungkasnya mengakhiri Yuhu Sore dengan menyayikan  lagu “Pengingat.”


Editor : Vivi Zabkie

  • Kunto Aji
  • Album Generasi Y
  • Terlalu lama Sendiri
  • Indonesian Idol
  • yuhu
  • Yuhu Sore

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!