BERITA

Ini Tugas Pertama Tim Transisi PSSI

"Dia juga akan segera berkomunikasi dengan federasi sepakbola dunia, FIFA, juga asosiasi provinsi PSSI untuk membenahi sepakbola nasional."

Ini Tugas Pertama Tim Transisi PSSI
Menpora Imam Nahrawi mengumumkan nama-nama yang tergabung dalam tim transisi PSSI di Gedung Kemenpora, Jakarta, Jumat (8/5) malam. ANTARA FOTO

KBR, Jakarta - Bibit Samad Rianto masih memetakan masalah sepakbola nasional usai ditunjuk Menteri Olahraga, Imam Nahrawi menjadi Ketua Tim Transisi PSSI. Saat ditemui KBR di rumahnya, bekas pimpinan KPK ini mengaku tengah mengumpulkan berbagai data, juga regulasi nasional yang mengatur kompetisi sepakbola.

"Posisi ini saya ambil untuk membenahi republik ini. Apakah yang salah Menpora atau PSSI, saya masih belum tahu. Nanti saya tunjukan, saya objektif saja," ucapnya kepada KBR, Kamis (14/5/2015).


Dia juga akan segera berkomunikasi dengan federasi sepakbola dunia, FIFA, juga asosiasi provinsi PSSI untuk membenahi sepakbola nasional. Selasa pekan depan, tim yang saat ini beranggotakan 13 tokoh dari berbagai elemen masyarakat ini akan mendiskusikan konsep pemebahan sepakbola dengan Menpora. Dia bersama tim akan membantu Mepora meruncingkan konsep ini.


"Kalau semua ada dasar hukumnya, saya kerjakan. Kemudian teman-teman melangkah merumuskan program, tetapi saya bilang, kita dengarkan dulu blue print Menpora," tambahnya.


Tim transisi dibentuk untuk mengurusi sepakbola nasional setelah PSSI dibekukan Menpora. Tim ini dipimpin bekas komisioner KPK, Bibit Samad Rianto. Bibit akan bekerjasama dengan 13 tokoh lain, di antaranya Lodewik F Paulus, Diaz Faizal Malik Hendropriyono dan Francis Wanandi. Sedangkan empat orang sudah menyatakan mundur. Mereka adalah Velix Wanggai, Darmin Nasution, Farid Husain dan Ridwan Kamil.



Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • PSSI
  • Bibit Samad Rianto
  • Tim Transisi PSSI
  • Sepakbola

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!