HEADLINE

Pembekuan PSSI Turunkan Gairah Sepak Bola Indonesia

"Pelatih Timnas U-16, Mundari Karya mengklaim pembekuan PSSI telah memberikan kerugian terhadap dunia sepak bola Indonesia. "

Pembekuan PSSI Turunkan Gairah Sepak Bola Indonesia
ilustrasi timnas Indonesia (foto: Antara)

KBR, Jakarta- Pelatih Timnas U-16, Mundari Karya mengklaim pembekuan PSSI telah memberikan kerugian terhadap dunia sepak bola Indonesia. 

Menurut Mundari, pembinaan-pembinaan di daerah serta masalah pembiayaan terhadap sepak bola Indonesia akan semakin terpuruk akibat pembekuan PSSI ini. Kata dia, seharusnya pemerintah mengambil peran dengan membenahi organisasi olahraga tersebut serta turut membenahi kompetisinya.

"Jelaslah kerugian yang banyak untuk sepak bola Indonesia. Kalau ada konflik di atas ini yang menjadi dampak kan sepak bola itu sendiri. Kalau bicara sepak bola ini pelaku-pelaku sepak bola mungkin ada jutaan orang yang berharap di sini,” kata Mundari kepada KBR, Senin (20/4/2015). 

“Dengan adanya keterpurukannya sepak boal Indonesia ini tentunya juga akan menjadi bahaya jika PSSI dibekukan. Jadi, sekali lagi bagaimana usaha pembina-pembina di daerah, kesulitan di dalam pembiayaan. Nah, adanya hal ini tentu mempengaruhi kegairahan sepak bola di daerah-daerah terutama pembinaan usia dini.” 

Ia menambahkan, Kemenpora harus duduk bersama dengan PSSI mencari akar masalahnya sehingga cabang olahraga sepak bola Indonesia bisa membaik. 

Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olah Raga mengeluarkan surat pembekuan terhadap PSSI pada tanggal 17 April 2015. Kemenpora dalam surat itu memberikan sanksi administratif yaitu tidak mengakui seluruh kegiatan PSSI. Pembekuan ini dilatari pelarangan Arema dan Persebaya untuk mengikuti liga primer karena masalah dualisme kepemimpinan.

Editor: Antonius Eko  

  • PSSI
  • Sepak Bola

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!