BERITA

Pasca Banjir Bandung, Leptospirosis Mengintai!

"Bakteri Leptospira bisa menyerang ginjal, liver, paru-paru dan menyebabkan komplikasi yang bisa mengancam nyawa. "

Arie Nugraha

Pasca Banjir Bandung, Leptospirosis Mengintai!
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10/2016). (Foto: ANTARA)



KBR, Bandung - Korban banjir di empat lokasi di Kota Bandung sore diminta mewaspadai penyakit Leptospirosis. Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira yang disebarkan melalui air kencing tikus atau hewan lain.

Penyakit Leptospirosis mengintai warga korban banjir di Bandung, karena puncak kejadian penyakit Leptospirosis biasanya memang terjadi pada saat musim hujan dan banjir.


Bakteri Leptospira yang ada pada penyakit ini, masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit, kulit yang tidak utuh atau selaput mulut dan mata (membran mukosa/selaput lendir).


Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Primal Sudjana mengatakan biasanya penyakit Leptospirosis menjangkiti orang dengan pekerjaan tertentu seperti petugas pembersih got dan gorong-gorong, tempat tikus menyebarkan bakterinya saat mengeluarkan urin.


"Gejala penyakit ini pertama-tama biasanya ada demam. Kemudian di tempat yang diduga menjadi jalur masuknya si bakteri leptospira itu terjadi pembengkakan kemerahan. Kemudian ada tanda-tanda yang cukup khas yaitu nyeri di betis. Nah kenapa nyeri di betis, karena seringnya itu masuknya dari kaki," ujar Primal Sudjana di RS Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Bandung, Selasa (25/10/2016).


Baca: Banjir di Bandung Jabar, Polisi Temukan 2 Jenazah

Dokter Primal Sudjana mengatakan apabila seluruh gejala itu tidak segera ditangani dengan mengkonsumsi obat yang mengandung antibiotik, maka bakteri akan menyerang organ liver sehingga menyebabkan gagal hati, dan bisa menyebabkan tubuh orang yang terjangkiti berwarna kuning dan tidak sadarkan diri.


Selain itu bakteri tersebut dapat pula menyerang ginjal dan berakibat gagal ginjal.


Primal menjelaskan bukan hanya organ liver dan ginjal yang akan terganggu akibat bakteri penyakit itu, karena organ paru-paru juga dapat mengalami peradangan yang berakibat batuk berdarah.


"Akibat gejala-gejala tersebut maka kondisi pasien bisa memburuk, dan bisa mengakibatkan kematian," kata Primal.


Jika pasien sudah mengalami gagal ginjal dan gejala akut lainnya, maka harus segera dilakukan tindakan medis seperti pencucian darah. Namun, apabila terjadinya peradangan di paru-paru maka harus diberikan alat bantuan pernapasan (ventilator).


Tetapi semua tindakan medis itu hanya bersifat bantuan, karena pada umumnya pasien yang sudah mengalami komplikasi tersebut meninggal dunia.


Baca: Banjir Bandung akibat Alih Fungsi 3000 Hektar Daerah Resapan Air

Pencegahan


Untuk terhindar dari terkena penyakit leptospirosis, disarankan setiap orang yang berada di kawasan banjir agar melindungi diri, terutama bagian kaki dengan memakai sepatu boot atau sepatu karet tidak tembus air.


Perlindungan tubuh yang baik saat kejadian banjir juga berguna untuk melindungi tubuh agar tidak terluka saat terbentur benda keras. Karena benturan benda keras bisa membuat luka di tubuh.


"Misalkan kayu yang keras membentur kita maka segala jenis kotoran yang ada termasuk bakteri leptospira kemungkinan besar akan masuk ke tubuh lewat luka itu," kata Primal.


Seluruh warga korban banjir di Kota Bandung dihimbau untuk segera membersihkan lokasi tempat tinggalnya, terutama genangan-genangan sisa banjir yang dapat menyebarkan penyakit kencing tikus tersebut.


Apabila terdapat warga yang mengalami demam, maka harus segera dibawa ke tempat layanan medis terdekat.


Editor: Agus Luqman 

  • Banjir Bandung
  • Bandung
  • Jawa Barat
  • Leptospirosis
  • penyakit pasca banjir
  • banjir
  • Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!