BERITA

Curah Hujan Tinggi, Malang dan Aceh Utara Waspadai Banjir

"Kedua daerah sudah ditetapkan siaga darurat banjir."

Zainul Arifin, Erwin Jalaludin

Curah Hujan Tinggi, Malang dan Aceh Utara Waspadai Banjir
Ilustrasi (Foto: M. Ridlo/KBR)



KBR, Malang– Apel seribu relawan siaga banjir bakal digelar di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudho, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada 25 Oktober nanti. Ini setelah pemerintah daerah setempat menetapkan status siaga darurat banjir bandang.

Desa Pujiharjo dipilih sebagai lokasi apel siaga seribu relawan lantaran paling sering dilanda banjir. Desa ini sudah enam kali diterjang banjir bandang sepanjang September-Oktober dengan kerugian mencapai lebih dari Rp 5 miliar.


Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Joni Samsul Hadi mengatakan, gerakan ini tak hanya sekedar aksi bersih sungai tapi juga upaya menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga keberlangsungan sungai.


"Gerakan relawan ini tujuan utamanya sebenarnya itu lebih pokok pada bagaimana kita dan masyarakat membuka diri bahwa sungai itu harus kita lestarikan dan pelihara, bagaimana kita semua mau peduli. Kalau dulu sungai itu jadi sumber kehidupan kita, sekarang jadi sumber bencana. Nah, mari kita kembalikan sungai seperti yang dulu," ujar Joni, Kamis (20/10/2016).


Selain desa Pujiharjo, ada dua desa lagi yang sering dilanda banjir bandang yaitu Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Lebakharjo Kecamatan Ampelgading. Namun penanganan difokuskan di Pujiharjo yang paling mudah kebanjiran. Posko darurat banjir juga sudah sejak beberapa bulan ini didirikan di sana.


Tiga kendaraan berat jenis eskavator juga diletakkan di desa ini untuk menormalisasi Sungai Tundo yang sering meluap akibat sedimentasi. Di sekitar sungai ini bermukim 150 kepala keluarga.


Status Siaga Banjir di Aceh Utara 



Sementara itu 16 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dinyatakan berstatus siaga banjir. Hal itu menyusul tingginya potensi curah hujan yang melanda di daerah itu. Sekretaris Search and Rescue (SAR) Kabupaten Aceh Utara, Hasbullah Ali mengatakan, gangguan cuaca ekstrim ini mengakibatkan debit air di sejumlah sungai mengalami peningkatan, sehingga diprediksi akan berdampak terhadap bencana alam tersebut.

"Kalau di darat kita tetap memonitor, karena curah hujan sudah mulai tinggi. Kita perhitungkan dari tim SAR pergantian musim sering terjadi antara tanggal 21 ke tanggal 21, dimana tingkat curah hujannya sangat tinggi. Makanya, kita bersama tim penanggulangan bencana siaga penuh," kata Hasbullah menjawab KBR, Kamis (20/10).


Ia mengimbau kepada masyarakat yang berada di titik rawan bencana untuk mewaspadai ancaman banjir mengingat intensitas curah hujan yang terus bertambah. Terutama ditujuh kecamatan yang dinyatakan paling rawan, meliputi Paya Bakong, Pirak Timu, Tanah Luas, Cot Girek, Matangkuli, Langkahan, dan Kecamatan Lhoksukon.


Sedangkan, sisanya dikategorikan sedang, meliputi Kecamatan Tanah Jambo Aye, Syamtalira Bayu, Tanah Pasir, Samudera, Geureudong Pase, Meurah Mulia, Nibong, Nisam, dan Sawang. 

Editor: Dimas Rizky

  • waspada banjir
  • cuaca ekstrim
  • siaga banjir

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!