BERITA

KPU Banyuwangi Dirikan Rumah Pintar Pemilu

"Rumah pintar ini didirikan untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap proses demokrasi. "

Hermawan Arifianto

KPU Banyuwangi Dirikan Rumah Pintar Pemilu
Ilustrasi Rumah Pintar Pemilu. Foto: Antara

KBR, Banyuwangi- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Banyuwangi, Jawa Timur mendirikan rumah pintar. Rumah pintar ini didirikan untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap proses demokrasi. 


Anggota KPU Banyuwangi Divisi Sosialisasi, Jamaludin mengatakan, rumah pintar ini dibagi beberapa zona pintar, yang berisi ruang simulasi pemilihan umum, sejarah pemilu di Indonesia dan Banyuwangi, ruang audio visual hingga permainan berbasis komputer seputar pemilu.


“Rumah pintar pemilu lare using khusus Banyuwangi. Karena memang kita kembali ke budaya daerah masing-masing. Kita adakan rumah pintar using itu untuk memberikan jawaban-jawaban terkait pertanyaan-pertanyaan terkiat mungkin khusunya bagi yang belum kenal dengan KPU, tugas KPU, kemuidan hasil kerja KPU itu kita didalamnya kita masukan situs sejarah daripada pemilu, kemudian struktur organisasi KPU,” kata Jamaludin (12/9/2016).


Jamaludin menambahkan, KPUD Banyuwangi akan mengundang sekolah-sekolah untuk berkunjung ke rumah pintar ini untuk wisata edukasi. Ini diperlukan agar siswa sekolah belajar menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab.


Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Banyuwangi pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2015 lalu, sebanyak 1.304.745 jiwa. Dari Jumlah tersebut,  DPT laki-laki 646.099 pemilih dan DPT perempuan 658.646 pemilih. DPT ini pada pemilihan Gubernur Jawa Timur mendatang  bisa bertambah seiring bertambahnya pemilih pemula di Banyuwangi.

Baca juga:PKPU Terpidana Percobaan Kelar Rabu ini

Editor: Sasmito

  • KPU Banyuwangi
  • Rumah Pintar
  • Pemilu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!