BERITA

Pasca Pembakaran Polsek, Polda Papua Belum Bisa Tembus Sugapa

Pasca Pembakaran Polsek, Polda Papua Belum Bisa Tembus Sugapa



KBR, Jayapura – Kepolisian Daerah Papua belum bisa menembus ke Sugapa, Ibukota Kabupaten Intan Jaya, pasca pembakaran Polsek Sugapa yang diduga dilakukan masyarakat setempat. Ini karena ketiadaan maskapai penerbangan yang melayani rute ke wilayah tersebut.

Kapolres Paniai, Leo Nabu mengatakan, besok (29/8/2016) pihaknya baru akan turun ke Sugapa bersama tambahan 18 personel dari Brimob Polda Papua dan 16 personel dari Dalmas. Tim itu, kata dia, akan dipimpin langsung Wakapolda Papua Rudolf Rodja.


“Ya ini nanti makanya kita turunkan tim untuk mendalami. Tim yang akan turun ini  lengkap, ada dari Polda, Reskrim, dari Propam, dari Intel, dari Res Brimob dipimpin oleh Pak Wakapolda. Kita juga belum dapat pastikan apakah itu korban terteka peluru atau terkena apa, karena belum juga anggota yang diatas merapat, karena memang kebiasaan di pedalaman, jika dalam keadaan duka belum bisa disentuh,” katanya ketika dihubungi melalui telepon selularnya.


Kemarin (27/8/2016) Polsek Sugapa diduga dibakar oleh masyarakat setempat, pasca dugaan penembakan terhadap Etinus Sondegau, pelajar berusia 15 tahun. Jenasah Etinus sebelumnya juga diarak ke Polsek Sugapa oleh lebih dari 200-an orang yang kebanyakan diikuti oleh kaum perempuan.


Penembakan oleh anggota polisi dilakukan pasca adanya pemalakan yang dilakukan tiga pemuda di pertigaan Jalan Pasar Sugapa. Para pemuda itu memalak sejumlah masyarakat dengan menggunakan parang. Kebetulan salah satu pengguna jalan yang dipalak adalah anggota Brimob yang lewat di daerah itu. Ada dugaan, anggota Brimob tersebut memukul salah satu pemuda dan melakukan penembakan.





Editor: Quinawaty 

  • Polsek Sugapa
  • Papua
  • penembakan remaja papua
  • Etinus Sondegau

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!