Bulog Jateng Buka Rumah Pangan Kita di 4 Kabupaten
RPK ini digunakan untuk melakukan operasi pasar (OP) untuk mengatasi lonjakan harga bahan pokok di luar kewajaran.
Kamis, 11 Agus 2016 09:55 WIB

Ilustrasi Rumah Pangan Kita. Foto: Friska Kalia/KBR
ARTIKEL TERKAIT
Razia Truk Beras Maros, Bulog: Bukan Inisiatif Kami
Perangkat Desa di Kabupaten Cilacap Belum Gajian
18 Macan Tutul Terdeteksi Hidup di Pulau Nusakambangan
KPU Jateng: Resmi Jadi Calon, Ida Fauziyah dan Taj Yasin Ditunggu Surat Mundur dari DPR
Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di Banjarnegara dan Banyumas
Juru bicara Bulog Sub-Divre IV Jawa Tengah, Priyono mengatakan, lembaganya saat ini tengah melakukan operasi pasar (OP) gula pasir yang Juli kemarin melambung hingga Rp16.500 hingga Rp18.000 per kilogram. Dia mengklaim, pada Agustus ini gula pasir sudah turun hingga Rp14 ribu per kilogram.
Kata dia, di RPK ini, Bulog berfungsi sebagai penyedia grosir bahan pokok bagi toko-toko kelontong kecil yang tersebar di seluruh daerah. Kemudian, toko kecil ini mengecerkan dengan harga yang telah ditentukan Bulog ke konsumen langsung.
"Sekarang itu, kita membuka rumah pangan kita. Semua anggota masyarakat itu boleh menjadi mitra kita membeli di kita kemudian dipasarkan. Jadi nanti tepat sasaran. Toko-toko kecil itu yang membeli. Kalau sekarang itu sudah menunjukkan penurunan harga, jadi kalau kemarin bulan Juli masih Rp16.500 sekarang sudah turun menjadi Rp14 ribu sampai Rp15.000. Kalau kita kan menjualnya Rp13 ribu. Kalau totalnya kita punya 400 ton," ujarnya.
Priyono menambahkan, RPK diproyeksikan menjadi etalase pemasaran saat Bulog melakukan kebijakan operasi pasar untuk menekan harga. Salah satu yang akan disalurkan lewat RPK adalah, daging beku impor. Khusus daging beku, Bulog Sub Divre IV Jawa Tengah juga menyediakan pendingin (freezer) dengan kapasitas simpan mencapai satu ton.
Kata dia, Fungsi lain dari RPK yang utama yaitu menekan laju inflasi daerah agar harga bahan pokok tetap terjangkau oleh masyarakat.
Baca juga: HPP Rendah Persulit Bulog Kalteng Serap Beras Petani
Editor: Sasmito
Komentar