BERITA

Nelayan Sebatik Kesulitan Jual Hasil Tangkapan

"Nelayan Sebatik menjual ikan kepada tengkulak untuk dijual ke Malaysia dengan harga Rp 30.000 per kilogram. "

Nelayan Sebatik Kesulitan Jual Hasil Tangkapan
Bagang tempat mencari ikan bilis nelayan di Perairan Ambalat. Foto: Adhima Soekotjo

KBR, Jakarta- Ratusan nelayan yang mencari ikan teri atau bilis di wilayah perbatasan Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara kesulitan menjual hasil tangkapan mereka di Nunukan. Salah satu nelayan, Ramli mengatakan, mereka selama ini menjual ikan kepada tengkulak untuk dijual ke Malaysia dengan harga Rp 30.000 per kilogram.

Nelayan mengaku pasrah dengan harga jual tersebut karena tidak bisa menjual langsung ke Malaysia.

“Transportasinya  ke sana kita harus memenuhi persyaratan . Sudah begitu kita harus melengkapi izin. Kalau orang kecil seperti kita kesulitan, kalau orang orang besar saja sih lolos saja. Jadi kita pakai tengkulak, pakai orang besar, " ujar Ramli salah satu nelayan di Sebatik Minggu (11/06/2017).


Ramli menambahkan nelayan di Sebatik berharap ada pengusaha yang bisa menampung hasil melaut mereka dengan harga lebih baik. Sebab, kata dia, saat ini sudah ada kapal tol laut yang menghubungkan Kecamatan Sebatik dengan Surabaya. Ramli menjelaskan dapat mendapatkan 20 kilogram ikan bilis dalam sekali melaut di  Karang Unarang di perairan Ambalat.


“Kalau Indonesia kadang kadang lebih (mahal) tapi begitu standarnya tidak banyak. Kalau Malaysia berapa kapal jua dia oke saja. (Cuma harga agak murah?) nah kan, namanya negara orang dipermainkan kita kan,” Imbuh Ramli.


Sayangnya, menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan keberadaan bagang (tempat mencari ikan) di perairan Ambalat terus menyusut karena kelangkaan kayu nibung yang menjadi bahan utama membuat bagang. DKP Nunukan mencatat bagang di Ambalat tersisa 50 buah dari 300 bagang yang pernah ada.


Editor: Sasmito
  • ikan
  • nelayan sebatik
  • Malaysia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!