BERITA

Bencana Puting Beliung, Ratusan Rumah di Kabupaten Malang Rusak

"“Rumah yang roboh nanti kita gotong royong kembali kita bangun bersama masyarakat dan unsur relawan di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Malang. Nanti dana BPBD diambil dari dana kebencanaan,”"

Zainul Arifin

Bencana Puting Beliung, Ratusan Rumah di Kabupaten Malang Rusak
Rumah rusak akibat bencana puting beliung di Kabupaten Malang, Jatim pada Selasa (08/03). (Foto: KBR/Zainul A.)


KBR, Malang– Sedikitnya 248 rumah rusak dan 4 rumah di antaranya roboh di Desa Langlang, Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akibat bencana puting beliung. Pemerintah Kabupaten Malang menaksir kerusakan akibat bencana itu sebesar Rp 2 miliar.

 

Puting beliung melanda Desa Langlang pada Selasa petang kemarin. Selain ratusan rumah warga rusak, bencana itu menyebabkan tujuh warga setempat terluka lantaran tertimpa reruntuhan rumah. Warga yang terluka itu telah mendapat penanganan medis.

 

Bupati Malang, Rendra Kresna mengatakan, prioritas jangka pendek saat ini adalah membangun kembali rumah warga yang roboh oleh warga dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI, kepolisian dan TNI.


“Rumah yang roboh nanti kita gotong royong kembali kita bangun bersama masyarakat dan unsur relawan di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Malang. Nanti dana BPBD  diambil dari dana kebencanaan,” kata Rendra di lokasi bencana, Rabu (8/3/2017).

 

Bantuan yang diberikan kepada warga berupa dua jenis, yaitu stimulan berupa material untuk rehabilitasi rumah serta logistik. Meski jumlah rumah warga yang rusak sangat banyak dengan nilai kerugian cukup besar, Kabupaten Malang tidak menetapkan status darurat bencana.


 “Kalau bencana sampai berhari–hari seperti banjir, bisa ditetapkan darurat bencana. Tapi saat ini cukup dinyatakan bencana saja,” ujar Rendra.

Editor: Rony Sitanggang

  • Bupati Malang
  • Rendra Kresna
  • bencana puting beliung

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!