BERITA

Pencemaran Proyek Listrik, Pembudidaya Ikan di Banyumas Rugi Ratusan Juta

Pencemaran Proyek Listrik, Pembudidaya Ikan di Banyumas  Rugi Ratusan Juta


KBR, Banyumas– Pembudidaya ikan di Cilongok Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengaku rugi hingga ratusan juta rupiah akibat tercemarnya sungai Krukut oleh lumpur. Pencemaran lumpur terjadi akibat   pembangunan jalan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden.

Salah satu pembudidaya benih ikan dewa atau tambra, Bing Urip Hartoyo mengatakan selama 3,5 bulan terakhir ini benih ikan yang berada di kolamnya hampir seluruhnya mati. Selain itu, telur ikan juga gagal menetas. Bahkan, bibit ikan berhenti bertelur.

 

Kata Bing penyebabnya  sumber air yang berasal dari Sungai Krukut tercemar lumpur. Padahal, ikan dewa hanya mau bertelur di air jernis berkonsentrasi oksigen tinggi. Akibatnya, selama 3,5 bulan dia berhenti berproduksi.

 

Dia memperhitungkan, dalam sepekan biasanya dia memijahkan empat hingga lima ekor ikan. Tiap kali bertelur, satu ekor bibit menghasilkan 2000 telur dengan tingkat mortalitas maksimal 20 persen. Itu artinya, dalam sepekan pusat pembibitannya mampu memproduksi sebanyak 6000 ekor benih.

Bing menjelaskan, harga benih ikan dewa dihitung per centimeter. Biasanya dia menjual saat benih berukuran 5 centimeter pada umur 3 bulan, dengan harga Rp5000 per ekor.

 

Itu artinya, kata dia, jika diperhitungkan, maka selama tiga bulan terakhir saja dia sudah rugi minimal Rp100 juta.

 

“Hitungan kasar saja. Kita hitung minimal, per minggu itu kita memijahkan empat sampai lima ekor. Per ekor menghasilkan 2000 butir telur, itu kan sekitar 8000 ekor. Tingkat mortalitasnya, maksimal 20 persen. Karena kita budidayakan di aquarium, jadi sangat terkontrol. Kemudian, dikali seminggu, dikali sebulan, dikali 3,5 bulan. Itu sudah sesuatu. Padahal kita kan harganya per centimeter Rp1000. Kita menjualnya ukuran 5 sampai 6 centimeter,” jelas Bing Urip Hartoyo, di Cilongok, Jumat (27/1/2017).

 

Kata Bing, kerugian tak hanya dari berhentinya produksi saja. Selama tiga bulan ini, ada  15 kilogram bibit yang mati. Per kilogram bibit harganya mencapai Rp1,5 juta. kerugian ini masih ditambah tingkat mortalitas ikan ukuran konsumsi yang sangat tinggi. Sebab, endapan lumpur di kolam menyebabkan ikan terserang berbagai penyakit.

 

Sebelumnya, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan sudah meminta pelaksana proyek PLTP, yakni PT SAE untuk menghentikan seluruh pekerjaan jalan. Hal itu untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan. 


Bupati mengklaim, seluruh pengerjaan sudah dihentikan. Namun, untuk memulihkan kualitas air menurut dia diperlukan waktu antara tiga pekan hingga satu bulan. Sebab, material tanah yang hanyut ke aliran sungai mencapai ratusan ribu kubik. 


Editor: Rony Sitanggang

  • pembudidaya benih ikan dewa atau tambra
  • Bing Urip Hartoyo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!