BERITA

Banjir Bandang Rendam 7 Desa di Kuningan, Jabar

"Banjir bandang merendam tujuh desa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat."

Frans Mokalu

Banjir Bandang Rendam 7 Desa di Kuningan, Jabar
Banjir bandang di Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan. Foto: Frans Mokalu/KBR

KBR, Kuningan - Banjir bandang merendam tujuh desa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi sejak Minggu siang dan mengakibatkan meluapnya Sungai Cijangkelol anak Sungai Cisanggarung. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. Pasalnya sejak Minggu (22/01/2017) malam tadi, petugas dengan cepat mengevakuasi warga yang rumahnya diterjang banjir.

"Lokasi pengungsian sementara di simpang Citenjo-Dukuh Badag masuk dari Desa Sukamaju," kata bagian Darurat Logistik BPBD Kabupaten Kuningan, Yayat Sudrajat, Senin 23/01/2017.


Tujuh desa yang terendam banjir bandang yakni Desa Citenjo, Desa Sindang Jawa, Desa Cipindok, Desa Sukaharja, Cibingbin, Dukuh Badag, dan Ciangir.


"Sungai mulai meluap sekitar pukul 16.30 wib, ketinggian air antara 50 sentimeter sampai 200 sentimeter. Belum ada laporan korban jiwa, dan kita belum dapat menaksir kerugian materil," terangnya.


Ia melanjutkan, kini keadaan di tujuh desa itu gelap gulita karena listrik padam dan hujan rintik-rintik sesekali masih terjadi. Petugas, terus berkordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan warga dan melakukan pembersihan di rumah-rumah bekas banjir.


"Kita berkordinasi dengan Muspika, SKPD, dan OPD. Pendataan dan pembersihan material sisa banjir," katanya.


Baca juga:
Izin Dicabut, Ribuan Pekerja PT Semen Indonesia Dirumahkan
Pekan Depan, Warga Kendeng Somasi Gubernur Jawa Tengah






Editor: Quinawaty

 

  • Banjir Bandang
  • tujuh desa
  • Sungai Cijangkelol

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!