BERITA
Wabah Difteri, Kemenkes Sebar Vaksin Ke 17 Provinsi
"Pekan depan imunisasi digelar di 3 provinsi"
KBR, Jakarta- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh mengatakan alasan memprioritaskan 3 provinsi yakni DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat karena ketiga provinsi tersebut memiliki jumlah penduduk yang padat dan memiliki risiko penyebaran difteri yang tinggi.
"Yang pertama adalah provinsi ibu kota negara ya, dengan kepadatan penduduk yang padat penduduk yang ditunjang oleh Jawa Barat dan Banten ya, itu aja alasannya, dan yang kedua bebannya juga tinggi. Yang lain sabarlah, Januari akan dilaksanakan yang lain ( Januari?) Iya kita dahulukan yang ini dulu. (Kalau untuk Jawa Timur?) Jawa Timur sudah kita mulai sejak Januari ya," ujar Subuh, saat dihubungi KBR, Kamis (07/12/2017).
Ia mengatakan penyebaran wabah tersebut bukan kejadian mendadak yang terjadi dalam kurun waktu 1-2 bulan di Jawa Timur. Kata dia, pada tahun 2011 Jawa Timur mengalami penyebaran wabah difteri lebih tinggi dari tahun ini.
"Itu sudah kita mulai sejak Januari, bahkan sudah beberapa kabupaten yang selesai. Jadi tolong jangan dilihat bahwa ini kejadian sebulan dua bulan, ini adalah jumlah sejak Januari hingga November. Bahkan Jawa Timur tahun 2011 lebih besar dari ini, juga difteri ini ada yang infeksius (menular) ada yang tidak, tapi kita harus tetap hati-hati," ujarnya.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinkes Jatim
Ansarul Fahruda menjelaskan kematian akibat kasus kejadian luar
biasa (klb) difteri yang terparah terjadi di wilayah Jawa Timur.
Penyebabnya karena warga kurang menyadari pentingnya imunisasi sejak
dini.
"Kalau mau penjelasan, (pertama) karena masyarakat masih banyak yang
menolak imunisasi. Kedua memang karena (ada) kelompok-kelompok yang
provokatif," terang Ansarul ketika dikonfirmasi KBR melalui ambungan
telepon, Kamis (7/12/17).
Dia menegaskan Jawa Timur sudah dilanda kematian akibat difteri sejak lama. Dia mengakui itu bukan aib. Bahkan
dia heran mengapa baru sekarang muncul ramai di media.
"Ramainya di DKI (kasus kematian akibat difteri di Jakarta). Padahal kita sudah lama," kata Ansarul.
Berdasarkan penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kohar
Hari Santoso, selain Pasuruan juga Sampang (Madura) merupakan wilayah
rawan terkena virus difteri. Korban kasus difteri di Jatim sejak Januari sampai 4 Desember
2017 sebanyak 318 kasus dengan korban meninggal terdapat 12 anak.
Kohar mengaku sudah intens melakukan koordinasi bersama Kemenkes tangani persoalan tersebut.
Sementara itu, Menurut Ketua Ikatan Dokter anak Indonesia, Aman Pulung mengatakan, pemberian vaksin darurat atau Outbreak Response Immunization yang tidak dilakukan secara serempak tidak dapat maksimal menghentikan penyebaran wabah difteri. Dia mengatakan seharusnya pemerintah khususnya presiden sudah merespon dan menyatakan KLB Nasional. masalah ini, menurut Aman tidak bisa diselesaikan hanya dengan penanganan dari masing-masing daerah.
Anggaran
Anggota Komisi Kesehatan DPR RI Irma Chaniago mengatakan penanganan wabah difteri tak terganjal dana. Alasannya, anggaran kesehatan tahun ini mencapai Rp 140 triliun.
Irma mengatakan, dengan duit itu, pemerintah seharusnya memiliki alokasi cukup untuk situasi KLB. Irma mempertanyakan rencana Kementerian Kesehatan yang melakukan ORI hanya di tiga provinsi, pekan depan.
"Dasarnya saya juga tidak mengerti apa, kok cuma tiga wilayah. Kalau bicara anggaran, anggarannya cukup. Memang vaksin itu diserahkan ke daerah, karena otonomi daerah. Kemudian, biaya operasional ke masyarakat, diserahkan ke pemerintah daerah. Seringkali, pemerintah daerah tidak aware dengan pemerintah pusat. Kalau sekadar bilang, saya sudah kirim vaksinnya, ya tidak bisa juga begitu. Artinya tidak ada koordinasi," kata Irma kepada KBR, Kamis (07/10/2017).
Irma mengatakan, rencana ORI hanya di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, tidak adil bagi anak-anak di 17 provinsi lain yang juga terjangkit. Padahal, penyakit difteri telah membuat 32 anak tewas.
Editor: Rony Sitanggang
- wabah difteri
- KLB Difteri
Komentar (1)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!
silvia6 years ago
semoga wabah ini bisa cepat teratasi halo teman-teman mungkin kalian penasaran ya berapa sih harga unit hunian di MEIKARTA, coba cek aj kesini http://bit.ly/hargameikarta cukup daftar aj, nggak perlu beli kok, cuma untuk mengobati penasaran kalian tentang harga meikarta