BERITA

Krisis Tembagapura, Mabes Polri Upayakan Buka Isolasi

Krisis Tembagapura, Mabes Polri Upayakan Buka Isolasi

KBR, Jakarta- Kepolisian Indonesia mengupayakan isolasi di wilayah Tembagapura bisa segera dibuka. Juru bicara Mabes Polri Setyo Wasisto  mengatakan upaya   tersebut mengantisipasi terjadinya korban baku tembak seperti Martinus Beanal yang tertembak dan hilang pada 7 November lalu.

"Kita sih berharap secepatnya (isolasi dihentikan), tapi kan harus secara persuasif. Jangan sampai ada berjatuhan masyarakat yang menjadi korban, itu yang kami hindari," ungkap Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta, Senin (13/11/17).


Dia mengatakan hingga saat ini  TNI-Polri di wilayah Tembagapura susah menemukan siapa yang memegang otoritas di dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM).

"Karena negosiasi harus sama yang punya otoritas," kata Setyo.

Sementara, kondisi warga yang tinggal di kawasan Tembagapura, berdasarkan laporan yang Setyo peroleh,  Pemerintah Daerah (Pemda) berupaya memberikan bantuan susu untuk anak-anak dan bantuan pangan lain. Akan tetapi, karena kondisi belum memungkinkan, masyarakat tidak bisa menjangkau ke tempat pendistribusian.


"Pengiriman menggunakan dua kontainer dan dibantu juga penyaluran, tapi warga masyarakat tidak bisa keluar juga. Jadi kurang maksimal, dan diupayakan menggunakan utusan warga ada yang ambil," ujarnya.


Kepolisian, kata Setyo, tidak bisa memastikan sampai kapan upaya persuasif akan dilangsungkan. Mereka menghendaki negosiasi dalam jangka waktu yang tidak terukur. Kendati kondisi warga di wilayah Tembagapura perlu penanganan segera.

"Kita tunggu negosiasi, negosiasi tidak bisa dibatasi waktu," kata dia.  

Sebelumnya petinggi Gerakan Bersatu  Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Markus Haluk memastikan, aktivitas  Tentara Pembebasan Nasional- Papua Barat (TPN-PB) takkan membahayakan masyarakat sipil. Markus menjelaskan, tujuan tentara pembebasan semata untuk kepentingan politik mendapat kemerdekaan Papua.

Dia menuding, isu kekerasan termasuk pemerkosaan di Tembagapura sengaja dimunculkan aparat keamanan untuk menyudutkan dan mengaburkan tujuan politik TPN-PB.

“Dalam adat  orang Papua, dan juga dalam hukum militer atau tentara manapun itu tidak ada kekerasan seperti itu. Perjuangan rakyat Papua itu perjuangan suci dan murni. Jadi ada adat yang mengharuskan saat perang atau situasi seperti itu, itu tidak boleh memerkosa ataupun mencuri, membunuh warga sipil. Itu tidak ada. Itu isu yang memojokkan dengan menyebut pelakunya Kelompok Kriminal Bersenjata,” ungkap Markus saat dihubungi KBR melalui telepon, Senin (13/11).


Markus mengklaim, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) hanya menyerang pos-pos polisi. Dan, itupun kata dia dengan mempertimbangkan keselamatan warga sipil.

Editor: Rony Sitanggang

  • TPN-PB
  • TPN-OPM
  • ULMWP
  • Pejabat Gerakan Pembebasan Papua (UMLWP) Markus Haluk

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!