HEADLINE

Klarifikasi Fadli Zon soal Nama Prabowo di Paradise Papers

Klarifikasi Fadli Zon soal Nama Prabowo di Paradise Papers

KBR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyanggah keterlibatan koleganya Prabowo Subianto di perusahaan Nusantara Energy Resources yang tercatat dalam Paradise Papers. 

Fadli Zon mengakui keberadaan perusahaan itu, namun ia menyanggah perusahaan tersebut mengemplang pajak karena tidak pernah beroperasi.

"Apa yang disebut dengan Nusantara Energy Resources Limited itu tidak ada kaitan dengan Prabowo. Memang ada entitas itu dulu dibentuk. Saya nggak tau persis tahunnya, apakah 1999, 2000, atau 2001. Tapi setahu saya sejak didirikan tidak pernah ada aktivitas apapun," kata Fadli Komplek Parlemen Jakarta, Senin (6/11/2017).

Fadli mengatakan, saat ini Prabowo sedang berada di luar negeri. Ia tidak mengetahui apakah Prabowo akan mengklarifikasi langsung tentang penyebutan namanya dalam Paradise Papers tersebut.

"Nanti akan saya tanyakan, tapi sementara itu yang saya tahu," ujarnya.

Paradise Papers merupakan proyek investigasi berbasis dokumen data yang dilakukan secara keroyokan oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Investigasi itu melibatkan ratusan jurnalis di 65 negara. 

ICIJ mempublikasikan temuan penting terkait keberadaan jejaring perusahaan offshore di negara-negara suaka pajak (tax havens) yang ditengarai menyembunyikan kekayaan para jutawan dan perusahaan multinasional dan menghindari pajak di negara asal.

Dikutip dari Tempo.co, dalam Paradise Papers disebutkan ada 120 politikus dari seluruh dunia yang namanya tersangkut dalam dokumen tersebut. Dari Indonesia tercatat ada nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong.

Nama politisi Indonesia Prabowo Subianto muncul dalam dokumen Paradise Papers, yaitu bocoran dokumen mengenai para orang kaya yang mangkir pajak dengan cara menyembunyikan harta di luar negeri. 

Dalam dokumen itu, Prabowo Subianto tercatat sebagai direktur perusahaan Nusantara Energy Resourses yang terdaftar di kawasan Bermuda pada 2001. Di kawasan Bermuda, perusahaan itu masuk daftar debitur buruk. Perusahaan ini kemudian tutup dari Bermuda pada 2004.

Belakangan, sebuah perusahaan di Singapura yang juga bernama Nusantara Energy Resources masuk Nusantara Group, induk perusahaan yang dimiliki keluarga Prabowo.

Selain nama Prabowo, terdapat nama keluarga Soeharto yaitu Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dan Siti Hutami Endang Adiningsih alias Mamiek Soeharto. Tommy tercatat antara lain pernah memiliki perusahaan yang terdata di pulau Bahama, yang turut memiliki saham perusahaan mobil Lamborghini. Sedangkan Mamiek mendaftarkan perusahaan bebas pajaknya di Bermuda pada 1990-an yang kemudian ditutup.

Sebelumnya ICIJ juga mempublikasikan data-data yang disebut Panama Papers, dimana ratusan tokoh dari berbagai negara memiliki perusahaan di negara bebas pajak.

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/11-2016/ditjen_pajak_catat_sebagian_nama_di_panama_papers_ikut_tax_amnesty/87129.html">Ditjen Pajak Catat Sebagian Nama di Panama Papers Ikut Tax Amnesty</a> </b><br>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/05-2016/272_nama_di_panama_papers_punya_npwp/81209.html">272 Nama di Panama Papers Punya NPWP</a> </b><br>
    

Editor: Agus Luqman 

  • Panama Papers
  • Paradise Papers
  • ICIJ
  • pengemplang pajak
  • pengemplangan pajak
  • fasilitas bebas pajak
  • tax havens

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!