BERITA

Konflik Lahan Telukjambe, Petani Desak Bupati Segera Bentuk Tim Penyelesaian

Konflik Lahan  Telukjambe, Petani Desak Bupati Segera Bentuk Tim Penyelesaian



KBR, Jakarta- Petani Telukjambe Karawang, Jawa Barat, meminta Pemda   segera membentuk tim penyelesaian konflik agraria seperti yang dijanjikan bupati. Ketua Serikat Tani Telukjambe Barat Bersatu, Maman Nuryaman, menyatakan sampai saat ini Pemda belum mengeluarkan SK pembentukan tim tersebut.

Bupati Karawang Cellica Nurrachdiana dikabarkan saat ini sedang di Italia menghadiri kongres kesehatan ibu. Maman meminta bupati langsung membentuk tim itu sekembalinya ke tanah air.

"Setelah bupati datang ke Karawang kami minta ada rapat lagi dengan tim kita, untuk membentuk tim untuk menyelesaikan konflik agrarianya," terangnya kepada KBR, Selasa (15/11/2016) malam.


"Saya mewakili petani tidak mengharapkan sampai berbulan-bulan dan bertahun-tahun seperti ini. Saya ingin secepatnya ada penyelesaian," tambahnya.


Tim penyelesaian konflik agraria itu akan berisi pejabat daerah, perwakilan petani, dan organisasi pendamping seperti Serikat Tani Nasional dan Kontras. Tim ini akan bertugas menyelesaikan konflik agraria warga dengan PT Pertiwi Lestari. Tim juga akan merancang jaminan pekerjaan dan penghidupan warga ketika dipindahkan ke tempat baru.


Sementara itu, kata Maman, warga sangat kecil kemungkinan kembali ke kampung asalnya. Kata dia, Pilihan sekarang lebih condong ke lokasi baru.


Saat ini warga ditampung sementara di asrama haji Al-Jihad Karawang. Mereka kemudian akan dipindahkan ke Rusunawa Adiarsa Barat sambil menunggu konflik selesai. Seratusan warga ini sempat mengungsi ke Jakarta selama sebulan karena merasa tidak aman di kampungnya. 


Editor: Rony Sitanggang

  • Ketua Serikat Tani Telukjambe Barat Bersatu
  • Maman Nuryaman
  • konflik lahan telukjambe barat karawang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!