BERITA
Kemensos Segera Pindahkan Anak-anak Telukjambe dari LBH Jakarta
"Pemindahan akan dilakukan Kemensos dalam waktu dekat ini."
Wydia Angga
"Dari linjamsos kita akan memberikan layanan pertama, pendampingan dukungan psikososial. Kedua, kebutuhan daruratnya karena kelihatannya mereka kebutuhannya adalah tidak layak lagi mengungsi di situ (LBH Jakarta). Kita akan carikan tempat yang layak untuk bisa mereka hidup walaupun dalam pengungsian juga tapi memenuhi kebutuhan dasarnya, makanannya, pakaian dan sebagainya," papar Adi kepada KBR (6/11/2016).
Adi menambahkan, koordinasi dengan pemerintah daerah Karawang sedang dilakukan untuk mencari tempat yang layak dengan prioritas lokasi di sana. Namun jika tidak dimungkinkan, maka opsinya adalah memindahkan anak-anak tersebut ke tempat penampungan seperti Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus Jakarta, ataupun panti dari Dinas Sosial. Pemindahan ini, kata dia ditargetkan secepatnya dalam waktu sehari maupun dua hari hingga seminggu. Sementara untuk pemenuhan pendidikannya, Adi mengaku perlu untuk berkoordinasi dengan dinas pendidikan dalam menanganinya.
"Kalau untuk pendidikannya tentu kita tidak bisa langsung menangani, kita akan coba koordinasi dengan diknas dan yang setempat untuk bisa mengatasi itu. Yang jelas kita akan lakukan karena berapa hari ini kelihatannya belum ada yang bisa dilakukan teman-teman dari dinas sosial Karawang maupun dari Jawa barat," ujarnya.
Baca: Belasan Anak Petani Telukjambe Yang Mengungsi Tak Bisa Sekolah
Serikat Petani Nasional rencananya (STN) besok akan berkirim surat kepada Kementerian Sosial terkait nasib anak-anak petani yang saat ini masih bertahan di LBH Jakarta. Ketua STN, Ahmad Rifai mengatakan saat ini ada 31 anak yang ditampung di LBH, 17 diantaranya tidak sekolah.
Editor: Sasmito
- petani Telukjambe
- LBH Jakarta
- anak-anak pengungsi
- pendidikan
- Kemensos
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!