BERITA

Jemaah Haji Berpaspor Filipina, Kemenlu: 85 Siap Dipulangkan

""Yang menarik di sini adalah sekitar 50an, dari jemaah tersebut merupakan WNI yang berdomisili di Malaysia.""

Ninik Yuniati

Jemaah Haji Berpaspor Filipina, Kemenlu: 85 Siap Dipulangkan
Ilustrasi: Jemaah haji paspor FIlipina tiba di bandara Makassar. (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Kementerian Luar Negeri menyatakan 84 dari 106 jemaah haji Indonesia siap untuk dipulangkan dari Manila, Filipina. Tujuan kepulangan mereka tidak hanya ke tanah air, tetapi juga ke Malaysia. Ini lantaran, menurut Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Natsir sekitar 50an jemaah bermukim di Malaysia.

"Dapat juga kami sampaikan yang menarik di sini adalah sekitar 50an, dari jemaah tersebut merupakan WNI yang berdomisili di Malaysia. Jadi prosesnya itu saat ini sudah ada 84 orang yang dapat bersiap untuk dikembalikan ke tempat mereka tinggal. Namun demikian kita juga masih menunggu proses dari izin exit permit-nya, dan itu, harapan kita dalam beberapa waktu ke depan bisa segera selesai," kata Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri, Kamis (6/10/2016).


Arrmanatha menambahkan, 22 jemaah haji lain saat ini masih dimintai keterangan oleh otoritas Filipina untuk keperluan investigasi.


"Sisanya ada sekitar 22 orang, itu diminta untuk memberikan keterangan  untuk membantu proses investigasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah Filipina, terkait ini. Kita harapkan bahwa ini prosesnya juga sudah masuk sidang mulai senin kemarin, sehingga kita berharap proses ini tidak terlalu lama," lanjutnya.


Data Kementerian Luar Negeri menyebutkan dari 106 jemaah haji Indonesia, 27 merupakan jemaah pria dan 79 merupakan jemaah perempuan. Mayoritas mereka berusia antara 41-60 tahun.


Editor: Rony Sitanggang

  • 106 jemaah haji paspor filipina
  • Juru Bicara Kemenlu Arrmanantha Nasir

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!