BERITA

BPS Catat Upah Riil Buruh Tani Menurun

BPS Catat Upah Riil Buruh Tani Menurun



KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah riil buruh tani secara nasional pada September tahun ini turun 0,08 persen atau stagnan. Kendati rata-rata upah harian buruh tani naik 0,24 persen pada September dibanding Agustus 2016. Yakni dari Rp48.120 menjadi Rp48.235 perhari. Namun upah riil buruh tani tercatat Rp37.290 turun menjadi Rp37.259 perhari pada September 2016.

Upah riil adalah nilai upah yang diterima buruh setelah dibagi dengan harga kebutuhan. Menurunnya upah riil ini juga dialami buruh tani pada Juli lalu. Catatan BPS, upah riil buruh tani saat itu turun 0,38 persen.

Kepala BPS Suharyanto menjelaskan, penurunan upah riil tersebut lantaran nilai inflasi di pedesaan lebih tinggi dibanding inflasi nasional. Perubahan upah riil ini kata dia menggambarkan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh. Baik buruh tani maupun buruh informal perkotaan.

"Secara nominal upah buruh tani dari Agustus ke September naik 0,24 persen. Angka yang dibawah itu menunjukkan upah riil, artinya upah nominal yang sudah dibagi dengan indeks konsumsi rumah tangga pedesaan. Jadi kenaikan 0,24 persen dibagi dengan inflasi pedesaan upah riilnya turun tipis sekali atau stagnan 0,08 persen," papar Suharyanto kepada wartawan di kantor BPS, Selasa (18/10/2016).

Kondisi pada buruh tani ini tercatat sejalan dengan buruh informal perkotaan. Semisal, buruh bangunan dengan catatan upah nominal harian pada September 2016 meningkat 0,16 persen dari Rp82.348 menjadi Rp82.480 perhari. Namun upah riil-nya menurun 0,06 persen. Pada Agustus 2016 tercatat Rp65.810 turun menjadi Rp65.768 pada September 2016.

Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/10-2016/ekspor_indonesia_turun__sebagian_besar_terjadi_pada_permata/85973.html">Ekspor Indonesia Turun, Sebagian Besar Terjadi pada Permata</a></b> </li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/09-2016/hari_tani__pemerintah_didesak_prioritaskan_petani_dalam_reforma_agraria/85417.html">Pemerintah Didesak Prioritaskan Petani dalam Program Reforma Agraria</a></b> </li></ul>
    

    "Hal ini juga menyebabkan daya beli buru bangunan turun tipis sekali. Atau kalau bisa dibilang stagnan," ucapnya.

    Selain itu, Suharyanto menambahkan, gambaran serupa ditunjukkan pada kondisi upah buruh potong rambut wanita. Upah nominalnya memang tercatat naik 0,25 persen dari Rp24.781 menjadi Rp24.843 perkepala. Namun upah riil buruh potong wanita turun 0,03 persen dari Rp19.804 pada September menjadi Rp19.089 rupiah perkepala.

    Begitu juga di sektor pekerja rumah tangga, BPS mencatat upah nominal naik sebesar 0,14 persen dari Rp362.402 menjadi Rp362.910. Tetapi tetap, upah riil menurun 0,08 persen dari Rp289.621 menjadi Rp289.379.

    Baca juga:

      <li><b><span id="pastemarkerend"><a href="http://kbr.id/09-2016/puluhan_ribu_buruh_akan_kepung_jakarta/85470.html">Puluhan Ribu Buruh Kepung Jakarta</a> </span></b></li>
      
      <li><span id="pastemarkerend"><b><a href="http://kbr.id/07-2016/tertekan_inflasi__upah_riil_buruh_tani___bangunan_turun/83136.html">Tertekan Inflasi, Upah Riil Buruh Turun</a></b> </span></li></ul>
      





      Editor: Nurika Manan

  • buruh tani
  • Upah Buruh Tani
  • BPS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!