BERITA

Banjir Garut, Dinkes Kerahkan Ratusan Petugas Pantau Kesehatan Pengungsi

""Ada yang statis, ada yang mobile. Jadi mereka ada yang tidak di tempat. Jadi mengontrol di setiap pengungsi,""

Banjir Garut, Dinkes Kerahkan Ratusan Petugas Pantau Kesehatan Pengungsi
Sejumlah anak korban banjir bandan sungai Cimanuk bermain di atas baju yang sumbangan di Cimacan, arogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9). (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Dinas Kesehatan Garut Jawa Barat menyebut sudah menerjunkan lebih dari 250 petugas kesehatan, untuk melayani korban banjir bandang Garut. Kepala Dinas Kesehatan Garut, Teni Swara Rifai mengatakan ratusan petugas dibagi ke beberapa titik. Di antaranya, di posko pengungsian yang berada di Korem Tarumanegara, dan di beberapa titik rawan bencana.

Saat ini, kata dia warga yang mengeluhkan sakit seperti gangguan saluran pernafasan sudah berkurang.

"Petugas dibagi tiga shift. Satu orang. Kita membuka posko kesehatan di luar posko pengungsian. Kemudian yang establish ada, ya jumlahnya sekitar 24," kata dia kepada KBR, Senin (26/9/2017).


"Petugas kesehatan sendiri dari dinkes kita menyiapkan lebih dari 250 orang. Ada yang statis, ada yang mobile. Jadi mereka ada yang tidak di tempat. Jadi mengontrol di setiap pengungsi," ujarnya lagi.


Teni mengatakan ada ribuan pengungsi yang menjadi korban banjir bandang Garut, yang tersebar di beberapa titik.


"Pengungsi itu ada ribuan tersebar di beberapa tempat, seperti di rusunawan, di lokasi bekas kantor pemerintahan yang tidak terpakai," ujarnya.


Kepala Dinas Kesehatan Garut, Teni Swara Rifai mengatakan persediaan obat-obatan bagi pengungsi tercukupi. Hanya saja saat ini, dinkes masih belum mendapatkan sarung tangan untuk evakuasi jenazah korban banjir. Ratusan sarung tangan itu dibutuhkan tim SAR untuk mengevakuasi korban yang sudah hilang hampir satu minggu ini.


Editor: Rony Sitanggang

  • bencana banjir garut
  • Kepala Dinas Kesehatan Garut
  • Teni Swara Rifai

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!