BERITA

Banjir Garut, BNPB Ingatkan Potensi Terjadi Lagi

"”Berdasarkan ramalan BMKG bahwa curah hujan yang paling tertinggi pada bulan Januari artinya mulai sekarang ancaman untuk banjir tetap ada.""

Sigit Zulmunir, Ade Irmansyah

Banjir Garut, BNPB Ingatkan Potensi Terjadi Lagi
Suasana sekolah pasca diterjang banjir bandang di Sekolah Luar Biasa (SLB) CYKB Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9). (Foto: Antara)



KBR, Garut- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk waspada akan datangnya potensi bencana banjir. Kepala BNPB, Willem Rampangilei, menyatakan, kemungkinan itu berdasarkan kondisi cuaca yang sedang berlangsung saat ini.

”Berdasarkan ramalan BMKG bahwa curah hujan yang paling tertinggi pada bulan Januari artinya mulai sekarang ancaman untuk banjir tetap ada. Rumah yang ada di bantaran sungai tidak layak huni. harus jadi ruang terbuka hijau,” ujar Kepala BNPB, Willem Rampangilei, Selasa (27/09).


Karena itu, pemerintah harus secepatnya menyiapkan skenario dan rencana evakuasi bila terjadi bencana banjir. Alasannya, bencana banjir bandang di Garut ini hanya terjadi dalam waktu dua jam setelah turunnya hujan di sekitar wilayah hulu sungai Cimanuk.


Berdasarkan evaluasi, banjir bandang itu akibat curah hujan yang tinggi sehingga tidak mampu ditampung oleh bendung Copong. Padahal kapasitas bendung Copong mencapai 740 meter kubik perdetiknya. Namun yang terjadi kemarin, kapasitas air mencapai 1.100 meter kubik perdetiknya, sehingga air dari sungai Cimanuk meluap.


Upaya lainnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dengan membuat jalur-jalur evakuasi menuju ke tempat yang lebih aman dari lokasi bencana.

“Kita juga harus menyiapkan tempat berkumpulnya orang dan rayonisasi warga saat terjadi bencana,” ujar Willem.

Tak hanya itu, BNPB juga menyarankan pemerintah daerah untuk merelokasi semua warga yang tinggal di bantaran sungai cimanuk terutama daerah yang saat ini terkena banjir bandang. Daerah tersebut harus bersih dari permukiman warga karena tidak layak huni.

“Daerah tersebut perlu segera dijadikan ruang terbuka hijau,” ujar Willem. 

Sekolah

Kementerian Pendidikan memastikan aktifitas belajar mengajar bagi korban banjir bandang di Kabupaten Garut sudah dimulai sejak pekan ini. Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy mengatakan, anak-anak tidak bisa dibiarkan berlama-lama tidak kembali ke sekolah.

Muhadjir mengatakan  sudah mendistribusikan bantuan logistik bagi siswa yang peralatan sekolahnya rusak akibat bencana banjir bandang tersebut. Sebagai tahap awal kata dia,   memberikan paket bantuan kebutuhan sekolah bagi 600 orang siswa.

"Sudah, sudah. Kemarin sudah diputuskan, senin kemarin sudah mulai semua sekolah. Kemudian waktu saya ke sana sudah beri bantuan dana untuk bersih-bersih sekolah kemudian perangkat sekolah seperti sepatu, baju, buku, tas, untuk 600 orang dari 1300 yang jadi korban itu yang kita anggap harus diberi santunan sekitar 600," ucapnya kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta.


Selain itu kata dia, bantuan khusus untuk sekolah yang terdampak langsung banjir bandang juga sudah dianggarkan. Bantuan tersebut nantinya digunakan untuk keperluan fasilitas sekolah yang rusak pasca bencana. Misalnya kata dia seperti pengadaan buku pelajaran di perpustakaan yang rusak.


"Kemudian sekolah-sekolah juga sudah kita siapkan bantuan di samping ada yang anggaran tahun ini dan ada yang baru anggaran tahun depan yang besar-besar. Untuk yang tahun ini berupa buku-buku karena semua perpustakaannya kan hancur buku-bukunya. Itu akan kita drop, kita beri bantu buku-buku, kita siapkan," ujarnya.


Dia   juga bersedia menyediakan bantuan tindakan khusus untuk pemulihan psikologi anak-anak atau korban yang trauma pascabencana. Meski demikian kata dia, sesuai kesepakatan tindakan untuk pemulihan psikologi anak-anak atau korban yang trauma pascabencana menjadi tanggung jawab  kepolisian.


"Itu nanti sudah ada kesepakatan nanti dari pihak kepolisian yang akan memberikan treatment, bukan dari kami. Tapi kalau kami diminta kami siap untuk konseling sekolah. Pasti, karena otomatis nanti sudah ada konseling sekolah kan. Tapi kalau konseling trauma itu memang perlu ada kondisi khusus," tambahnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • bencana banjir garut
  • Kepala BNPB
  • Willem Rampangilei
  • Mendikbud Muhadjir Effendy

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!