BERITA

Kemenhub Waspadai Angkutan Mudik Rem Blong-Ban Vulkanisir

"Kemenhub memeriksa ban, speedometer, rem tangan, kaca, lampu, dan alat bantu keselamatan. Banyak angkutan Lebaran memakai ban vulkanisir, ban tipis, kondisi rem blong atau rem tangan tidak berfungsi."

Kemenhub Waspadai Angkutan Mudik Rem Blong-Ban Vulkanisir
Menjelang dimulainya arus mudik, petugas Kementerian Perhubungan memeriksa kelayakan bus di Terminal Tirtonadi, Solo, Kamis (8/6/2017). (Foto: KBR/Yudha Satriawan)

KBR, Solo - Kementerian Perhubungan mewapadai angkutan lebaran 2017 yang tidak layak jalan. Karena itu Direktrat Jenderal Perhubungan Darat melakukan pengecekan kelayakan angkutan lebaran khususnya bus antarkota antarprovinsi dan antarkota dalam provinsi.

Juru bicara Dirjen Perhubungan Darat, Herman Harmanda mengatakan kondisi rem blong dan ban vulkanisir menempati peringkat teratas pelanggaran angkutan lebaran selama ini. Herman mengatakan rem blong dan ban vulkanisir atau ban gundul yang ditambal lapisan baru itu memicu angka kecelakaan yang terjadi selama perjalanan arus mudik.


"Karena itu kami lakukan pengecekan armada bus angkutan lebaran di sembilan terminal tipe A yang dikelola Kementerian Perhubungan. Ada di Tasikmalaya, Tirtonadi Solo, Cirebon, Madiun, Jogjakarta, dan Purbaya Bawen. Kami periksa ban, speedometer, rem tangan, kaca, lampu, dan alat bantu keselamatan. Biasanya yang kami temukan di lapangan itu, banyak angkutan Lebaran memakai ban vulkanisir, ban tipis, dan juga kondisi rem blong, rem tangan tidak berfungsi," kata Herman Harmanda saat melakukan pengecekan kelayakan angkutan bus di Terminal Tirtonadi, Solo, Kamis (8/6/2017).

 

Sebanyak 1.500 bus beroperasi di Terminal Tirtonadi Solo setiap harinya. Pada tahun lalu, sebanyak 24 ribu pemudik menggunakan layanan bus di Terminal Tirtonadi. Keramaian pemudik di terminal tersebut berlangsung mulai H-15 sampai dengan H+ 7 hari setelah Lebaran.


Tes kesehatan

Selain melakukan pemeriksaan kelayakan kendaraan angkutan lebaran, Kementerian Perhubungan juga melakukan tes kesehatan bagi para sopir bus.


Pemeriksaan kesehatan sopir itu dilakukan tim gabungan Kementerian Perhubungan bersama Kepolisian dan pemerintah daerah masing-masing, seperti tim gabungan Pemerintah Kota Surakarta yang mendatangi Terminal bus Tirtonadi.

red


(Keterangan foto: Menjelang dimulainya arus mudik lebaran, tim gabungan termasuk dari Polri memeriksa kondisi kesehatan pengemudi termasuk tes narkoba di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (8/6/2017). (Foto: KBR/Yudha Satriawan)

 

Kasatlantas Polresta Solo, Imam Syafii yang menjadi juru bicara Tim Gabungan Kota Surakarta, mengatakan tes kesehatan ini sangat penting bagi keselamatan dan kenyaman penumpang bus. Imam mengatakan pemeriksaan cek kesehatan sopir dan kelayakan angkutan umum ditujukan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas.


"Ini supaya ada jaminan keamanan, kenyamanan bagi para penumpang bus. Apalagi ini mulai arus mudik lebaran. Kami cek kesehatan para pengemudi bus, kita deteksi apakah ada kadar narkoba di dalam tubuhnya. Kalau terbukti ada, akan kita lakukan penindakan. Semua pengemudi bus di Terminal ini akan kita periksa semua," kata Imam Syafii.

 

Dari pantauan di lokasi, setiap kendaraan bus yang datang di Terminal Tirtonadi Solo diperiksa tim Kementerian Perhubungan terhadap standar kelayakan angkutan, mulai dari kondisi ban, rem, lampu, klakson, dan sebagainya.


Sedangkan tim Polresta Solo menangani kelengkapan surat kendaraan dan tes urine sopir untuk mengetahui kadar obat atau narkoba. Sedangkan Dinas Kesehatan Pemkot Solo mengecek kondisi sopir mulai dari tensi darah, gula darah, tes buta warna, dan sebagainya.


Editor: Agus Luqman 

  • keamanan mudik
  • arus mudik
  • Mudik 2017
  • Lebaran 2017
  • Angkutan Lebaran 2017
  • Angkutan Lebaran
  • Kecelakaan Mudik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!