BERITA

Menyesal Kagumi Anies, Tsamara Amany: Haters itu Fans

"“Dia mengekpresikannya dengan cara berbeda, buktinya dia memperhatikan. Itu bagian dari keseruan dan menantang.""

Eka Jully

Menyesal Kagumi Anies, Tsamara Amany: Haters itu Fans


KBR, Jakarta- Sejumlah anak muda terlibat keriuhan  pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta. Pilihan pada calon tertentu bisa berbuah caci maki. Di antaranya dialami  Tsamara Amany (19).

Dari kecil, pendiri LSM Berani Peduli ini tertarik politik, walaupun saat masa kanak-kanak itu, ia tak terlalu memahami sepenuhnya. Pada  2014, saat Jokowi terpilih menjadi Presiden, adalah titik yang memberikan pencerahan kepadanya. Bagi  Tsamara, Jokowi bukanlah dari kalangan elit. Jokowi adalah wajah kebanyakan rakyat Indonesia, tapi mampu meraih jabatan tertinggi di negara ini. Dari situlah gadis keturunan Arab ini terinspirasi.


“Ternyata dia (Jokowi) digantikan sama Ahok, eh gantinya juga bagus dan berbeda. Aku melihat dua sosok ini inspiratif dan baru. Dari situlah aku tertarik politik. Mereka berdua saja bisa kok. Faktor penting kenapa Ahok dan Jokowi terpilih, itu karena dukungan anak-anak muda di belakangnya,” jelas Tsamara saat ngobrol di program KBR Pagi bareng Hilbram Dunar dan Adit Insomnia, Senin (24/4/2017).


Karena kritikannya terhadap politik dan juga terhadap salah satu calon Gubernur DKI,  tulisannya jadi viral, dampaknya banyak yang tak suka pada Tsamara. Namun, ia mengaku tak ambil pusing dengan orang yang mencaci makinya di dunia maya.


Haters itu salah satu fans, tapi dia mengekpresikannya dengan cara berbeda, buktinya dia memperhatikan. Itu bagian dari keseruan dan menantang. Saat terjun ke politik ada orang yang memuji kita dan ada orang yang mencaci kita. Bukan cacian atau pujian yang penting, tapi apakah kita lurus pada prinsipnya?” Katanya.


Selain lewat media sosial dan artikel online, Tsamara menuangkan pemikiran dan kritiknya tentang realitas politik selama ini dalam sebuah buku yang berjudul “Curhat Perempuan”.


Buku ini adalah kumpulan artikelnya selama 3 tahun terakhir, yang merekam pemikiran saat ia masih naif dan gampang galau. Meski judulnya “Curhat Perempuan”, bukan bearti isinya remeh temeh. Di dalamnya, ada curhat sosial, kemiskinan, kebodohan dan kritik orang-orang yang diidolakannya, seperti Jokowi.


Ada alasan kuat dibalik lahirnya buku ini. Menurut Tsamara, selalu ada prasangka yang ditimpakan kepada generasi millienial, khususnya perempuan yang dianggap apatis terhadap dunia politik.


“Cewek dianggap kalau curhat paling curhat soal cowok, kecantikan, jerawat, berat badan naik dan lain-lain. Padahal, perempuan itu juga bisa curhat mengenai bangsa.  Jadi buku ini untuk membantah stigma itu. Curhat itu gak harus remeh temeh,” tegasnya.


Tsamara menambahkan,  saat ini perempuan  belum memilih politik sebagai tempat yang pas untuk bekerja atau mengembangkan karir. Perempuan, kata dia,  lebih memilih di belakang. Politik, selama ini  terkesan maskulin, jadi untuk sadar politik, perempuan masih kurang tergerak untuk menyadarinya. Padahal, poIitik itu tak hanya punya lelaki.


“Keberhasilan suatu bangsa juga ditentukan oleh perempuan, bagaimana ia mendidik anak-anaknya. Isu perempuan bisa terabaikan jika perempuan mengabaikannya. Perempuan yang paling mengerti apa yang mereka mau,” pungkasnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • Tsamara Amany
  • LSM Berani Peduli
  • buku yang berjudul “Curhat Perempuan”

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!