BERITA

Mabes Polri Telusuri Akun Penyebar Info Penculikan Anak

Mabes Polri Telusuri Akun Penyebar Info Penculikan Anak


KBR, Jakarta - Mabes Polri menanggapi serius maraknya informasi mengenai kasus-kasus penculikan anak di dunia maya. Namun keseriusan Mabes Polri itu terbagi antara menyelidiki adanya unsur penyebar kebohongan (hoax) denga kebenaran laporan itu.

Juru bicara Mabes Polri Martinus Sitompul mengatakan informasi yang beredar mengenai penculikan anak seringkali membuat masyarakat resah. Dalam satu bulan bisa muncul dua hingga tiga laporan kasus penculikan anak, yang belum bisa dipastikan kebenarannya.


"Hampir setiap hari kita terima laporan penculikan. Tapi itu yang masuk semua laporan ya belum disaring. Ada kira-kira 30-an kasus selama setahun. Ya bisa palsu atau beneran, karena kita harus pelajari berkas dulu biar kita tahu," kata Martinus di Mabes Polri, Rabu (22/3/2017).


Di media sosial belakangan ini banyak beredar informasi mengenai penculikan anak untuk diperdagangkan. Bahkan ada yang menyebarkan informasi mengenai tarif-tarif organ tubuh anak, mulai sepasang mata hingga ginjal, hati atau kulit.


Martinus mengatakan Mabes Polri saat ini masih terus menelusuri akun-akun media sosial yang menginformasikan atau justru dikabarkan terlibat kegiatan jual beli anak di dunia maya.


Ia mengakui penelusuran dan verifikasi akun-akun itu bakal memakan waktu agak lama, karena Polri harus memastikan apakah pemilik akun itu sebagai pelaku, pembuat informasi atau hanya menyebarkan hoax. Masing-masing tindakan itu memiliki konsekuensi hukum yang berbeda.


"Teknologi makin canggih, jadi nanti teman-teman yang bertugas di cybercrime yang akan bekerja keras mencari beberapa akun tersebut" ujarnya.


Meski begitu, Martinus Sitompul meminta semua pihak terus bekerjasama memerangi aksi penculikan anak dan perdagangan anak dengan cara mengawasi putra putri mereka.


Mabes Polri juga akan terus mengedukasi masyarakat, melakukan patroli ke daerah-daerah, serta penegakkan hukum agar menimbulkan efek jera, dan pengerahan petugas ahli cybercrime untuk menangani isu-isu seperti itu.


Editor: Agus Luqman 

  • penculian anak
  • jual beli anak

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!