BERITA

Pilkada Serentak, Hasil Hitung Cepat Banten, Jakarta, dan Gorontalo

Pilkada Serentak, Hasil Hitung Cepat Banten, Jakarta, dan Gorontalo


KBR, Jakarta- Pasangan  Rusli Habibie-Idris Rahim, unggul dalam perolehan suara dalam Pemilihan Gubernur Gorontalo 2017, dengan suara 50,65 persen. Pasangan petahana  itu mengalahkan pasangan Hana Hasanah-Tonny Jati (20,07%)  dan Zainuddin Adnan (23,27 %). Data ini sudah masuk 100 persen.

Peneliti Indikator, Hendro Prasetyo, keunggulan telak dari dua calon sebelumnya dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya popularitas petahana dan masih lemahnya lawan politik incumbent.


"Jadi memang popularitasnya lebih tinggi, penantangnya juga masih lemah. Jadi memang di situ dia masih unggul di berbagai wilayah," katanya.

Pasangan  Rusli Habibie-Idris Rahim  diusung oleh Partai Golkar dan Demokrat. Sedangkan Zainuddin Hasan-Adhan Dambea  diajukan  Partai Hanura, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional. Sementara pasangan Hasanah Fadel Muhammad-Tonny Junus yang dijagokan oleh PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Gerindra, dan Partai Persatuan Pembangunan.


Banten

Perolehan suara di Provinsi Banten, Indikator mencatat selisih tipis. Pasangan calon nomor urut 1, Wahidin Halim-Andika Hazrumy memperoleh suara 50,32 persen, sementara rivalnya  Rano Karno-Embay Mulya mendapatkan suara 49,68 persen.

Hendro menilai suara keduanya seimbang. Artinya, perolehan suara untuk Banten dinilai 50:50. Peluang menang, kata dia bisa terjadi antara kedua calon. Kepastiannya hanya bisa menunggu penghitungan dari KPU.


"Masih berada dalam margin error. Kalau kita masukin margin errornya 1,61. Maka tidak ada jarak yang jelas antara dua kontestan ini. Keduanya masih dalam rentang yang sama, irisan yang sama," katanya kepada KBR, Rabu (15/2/2017)

Jakarta

DKI Jakarta sudah memili dua pasangan yang akan maju dalam putaran dua. Dari hasil hitung cepat Indikator, Pasangan Ahok Djarot memperoleh suara 43,05 persen, dan  Anies Sandiaga 39,63 persen.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Jayadi Hanan menyebut Anies-Sandiaga dan Ahok Djarot sama-sama berpeluang menang dalam pilkada putaran kedua DKI Jakarta. Sejumlah faktor, kata Jayadi akan mempengaruhi jumlah perolehan suara kedua kubu. Semisal, perpolitikan di Jakarta, aksi sentimen agama hingga persidangan dugaan penistaan agama, dan perseteruan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok dengan beberapa pihak.


"Ke depan peristiwa yang sudah pasti berpengaruh adalah persidangan Ahok. Itu bagaimana manajemen politik terhadap persidangan itu. Kalau situasi Jakarta panas, makin terlihat antara kelompok Islam dengan Polri atau seperti peristiwa 411, itu akan berpengaruh pada pemilihan," ujarnya kepada KBR.


Sementara terkait akan kemana peralihan suara paslon nomor 1 Agus-Silvi pada putaran kedua. Jayadi menilai peluang besar peralihan itu akan   ke kantong-kantong Anies Sandiaga. Namun, peluang yang sama juga akan terjadi pada kubu Ahok Jarot.


"Jadi ada kemungkinan besar kalau situasi tidak berubah akan berpindah ke Anies Sandi. Untuk unggul cukup tinggi. Tapi kan putaran kedua tinggal dua bulan lagi. Bisa saja Ahok Djarot mengubah peta pertarungan dan mengambil alih Agus Silvi lebih banyak. Jadi masih punya peluang," katanya.


Kampanye dan sosialisasi pada putaran kedua juga akan mempengaruhi perolehan suara. Semisal, kata dia jika kampanyenya lebih banyak bicara program bisa dipastikan untung Ahok-Djarot. Namun, jika digaungkan politik identitas dipastikan menyulitkan Ahok Djarot.


Editor: Rony Sitanggang

  • #Pilkada2017
  • #pilkada101
  • Peneliti Indikator
  • Hendro Prasetyo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!