BERITA

Koalisi Masyarakat Minta Presiden Percepat Seleksi Hakim MK

Koalisi Masyarakat Minta Presiden Percepat Seleksi Hakim MK


KBR, Jakarta- Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Mahkamah Konstitusi (MK) meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mempercepat proses seleksi calon Hakim MK pengganti Patrialis Akbar. Perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Aradila Caesar mengatakan, percepatan tersebut dibutuhkan untuk menghadapi sengketa-sengketa Pilkada 2017 yang akan muncul pasca pemilihan.

"Poin pentingnya bagi Presiden adalah proses seleksi Hakim Konstitusi harus dipercepat. Karena kita sudah masuk jangka waktu Pilkada. Kemudian akan banyak sengketa-sengketa Pilkada yang masuk ke Mahkamah Konstitusi (MK)," kata Aradila di Jakarta, Minggu (12/02/17).


Saat ini, Aradila menjelaskan, Majelis Kehormatan MK telah menyerahkan surat rekomendasi pemberhentian sementara Patrialis kepada Presiden Joko Widodo. Presiden juga tengah merancang panitia seleksi Hakim MK pengganti Patrialis yang tersandung kasus suap di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


"Tentunya kita butuh hakim Mahakmah Konstitusi secara full team yakni sembilan orang. Kalau kurang satu nanti jalannya akan pincang. Maka dari itu kita menuntut Presiden untuk mempercepat pengganti hakim Mahkamah Konstitusi yang tersandung korupsi," ujarnya.


Aradila juga meminta Presiden untuk melaksanakan proses pergantian Hakim MK secara transparan. Selain itu, proses seleksi tersebut harus melibatkan publik di dalamnya. Ia mengatakan, hal ini berkaca dari pengalaman pemilihan hakim MK sebelumnya.


"Kita ingat Patrialis merupakan hasil seleksi hakim yang tidak trasnsparan, tidak ada seleksi terbuka dan keterlibatan publik," ujar Aradila.

Editor: Sasmito

  • pilkada serentak
  • LSM ICW
  • mahkamah konstitusi
  • patrialis akbar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!