BERITA

'Dicerai' Filipina, Amerika Kebingungan

'Dicerai' Filipina, Amerika Kebingungan

KBR - Pemerintah Amerika Serikat kebingungan dengan sikap Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang pada Kamis kemarin mengumumkan pisah hubungan dengan Amerika.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, John Kirby mengatakan pernyataan Duterte itu entah kenapa bertentangan dengan fakta hubungan dua negara yang justru sangat dekat, antara rakyat Amerika dan rakyat Filipina maupun antarpemerintah.


John Kirby mengatakan hubungan Amerika dan FIlipina itu tidak semata-mata dari perspektif pertahanan keamanan tapi juga hubungan di level berbeda lainnya.

Amerika akan meminta penjelasan mengenai maksud yang sebenarnya dari pernyataan Presiden Filipina itu.


"Kami akan mencari penjelasan apa sebenarnya yang dimaksud oleh Presiden (Filipina) ketika ia berbicara mengenai perpisahan dengan kami," kata Kirby.


"Masih tidak jelas bagi kami apa maksudnya, dan konsekuensi dari pernyataan itu," sebagaimana dikutip Reutes.


John Kirby mengatakan diplomat top Amerika untuk Asia, Daniel Russel akan terbang ke Manila pada akhir pekan ini dan akan menggelar pembicaraan dengan pejabat pemerintah Filipina.


"Tidak hanya Amerika Serikat yang kebingungan dengan retorika ini," kata Kirby. "Kami dengar juga dari banyak teman kami dan partner di kawasan yang sepertinya juga bingung, ini mau kemana selanjutnya?"


Meski Presiden Filipina Rodrigo Duterte kerap melontarkan kritik keras terhadap Amerika Serikat, namun John Kirby mengklaim aliansi dua negara yang sudah terjalin 70 tahun tidak terpengaruh.


"Kami tetap sekuat karang dalam berkomitmen, terkait kerjasama pertahanan dengan Filipina," kata Kirby. Ia bahkan berharap aliansi dua negara terus tumbuh dan berkembang lebih jauh.


Filipina mendekat Tiongkok

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan negaranya 'bercerai' dengan Amerika Serikat, baik di bidang kerjasama militer maupun ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan Duterte dalam pidato sebelum pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, di Beijing, Kamis kemarin.


Filipina justru memilih menjalin kerjasama diplomatik lebih dengan Tiongkok. Filipina juga setuju untuk melanjutkan dialog dengan Tiongkok terkait dengan sengketa wilayah Laut China Selatan.


Sikap Duterte itu bisa memperlebar konflik politik antara Filipina dengan Amerika Serikat, setelah sebelumnya hubungan diplomatik dua negara mengalami panas dingin, terkait dengan sikap Filipina yang bersikap keras terhadap peredaran narkoba.


"Yang mulia, di acara ini, saya mengumumkan perpisahan saya dari Amerika Serikat... baik di militer maupun ekonomi," kata Duterte. "Saya akan bergantung pada Ada."


Pidatonya disambut dengan tepuk tangan. Namun Duterte tidak menjelaskan lebih lanjut soal sikapnya itu.


"Tiongkok adalah teman bagi Filipina, dan akar keterikatan hubungan kita tertanam sangat dalam dan tidak mudah putus," kata Duterte. "Meski saat kami tiba di Beijing sekarang mendekati musim dingin, tapi ini adalah musim semi bagi hubungan negara kita."


Selain berpisah dengan Amerika, Duterte juga menyebutkan kemungkinan ia akan mendekati Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadi 'trio' menghadapi dunia.


"Mungkin saya juga akan pergi ke Rusia untuk bicara dengan Putin, dan mengatakan bahwa kini ada kita bertiga dalam menghadapi dunia---Tiongkok, Filipina dan Rusia," katanya.


Menyusul pertemuan Duterte dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, diplomat Tiongkok mengumumkan dua negara setuju untuk memulihkan kerjasama di segala bidang, meskipun pertemuan dua pemimpin itu lebih mengarah pada isu Laut China Selatan. (Reuters/AP) 

  • Amerika Serikat
  • Filipina
  • Rodrigo Duterte
  • hubungan diplomatik
  • Laut China Selatan
  • Tiongkok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!