BERITA
Rusuh Demo Mahasiswa di Papua Nugini, Empat Orang Dikabarkan Tewas
"Kedubes AS di Papua Nugini memperingatkan warganya: "situasi masih tegang, dan bisa meningkat kapan saja.""
Agus Lukman
KBR - Aksi demonstrasi mahasiswa di Port Moresby ibukota Papua Nugini diwarnai rusuh.
Polisi
menembaki aksi demonstrasi, hingga menyebabkan sejumlah orang luka dan
empat orang dikabarkan tewas. Namun jumlah tewas belum ada konfirmasi
dari otoritas setempat.
Video yang beredar di media sosial
menunjukkan ratusan orang berhamburan di tengah tembakan gas air mata
dan suara tembakan senjata. Beberapa orang diantaranya terlihat
mengalami luka di perut, dada dan kaki.
Gelombang demonstrasi
mahasiswa di Papua Nugini terjadi dalam beberapa pekan terakhir dengan
tuntutan agar Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena dianggap
tersandung korupsi. Perdana Menteri O'Neill saat ini sedang menghadapi
ancaman mosi tidak percaya dari parlemen.
Warga di Port Moresby
mengabarkan polisi menembakkan senjata ke arah kerumunan orang dan juga
melemparkan gas air mata untuk membubarkan massa. Demonstrasi itu
terletak di dekat kampus Universitas Papua Nugini di Waigani.
Sejumlah
mahasiswa yang terluka segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Port
Moresby yang lokasinya tidak jauh dari tempat bentrokan dan kerusuhan.
Papua
Nugini merupakan negara yang dahulu dibawah pendudukan Australia.
Negara ini terus mengalami masalah dengan kekerasan dan kemiskinan,
meskipun kaya akan sumber daya alam. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi
yang dilansir Transparansi International, Papua Nugini menempati posisi
139 dari 168 negara.
Pemerintah Australia telah mengeluarkan
peringatan bepergian ke Papua Nugini. Australia menyebutkan ada sejumlah
orang tewas dan luka akibat kerusuhan yang mewarnai unjuk rasa di Port
Moresby.
Kedutaan Besar Amerika di Port Moresby juga
memperingatkan warganya untuk menghindari aera perkotaan yang dekat
lokasi kekerasan. Dalam pernyataannya, Kedubes AS di PNG menyebutkan,
"situasi masih tegang, dan bisa meningkat kapan saja."
Beberapa orang bersaksi, kerusuhan terjadi di jalan-jalan, dimana banyak orang merusak dan merampok pertokoan.
Salah
seorang pemimpin mahasiswa di PNG, Noel Anjo mengatakan kerusuhan
terjadi ketika mahasiswa mulai menggelar aksi pawai dari kampus ke
gedung parlemen di ibukota. Namun polisi menutup jalan-jalan.
Noel
Anjo mengatakan polisi juga memukuli mahasiswa baik dengan tangan
maupun dengan popor senjata sebelum kemudian menembaki mahasiswa itu
dengan peluru.
"Para mahasiswa kabur ke segala penjuru, namun ada beberapa orang yang saya lihat luka parah," kata Anjo.
Belum ada keterangan dari Kepolisian Papua Nugini.
Seorang
dokter di Rumah Sakit Umum Port Moresby mengatakan ada sekitar 20 orang
luka dirawat di rumah sakit itu, lima orang diantaranya dalam kondisi
kritis.
Dalam beberapa pekan terakhir, situasi politik dan
keamanan di Papua Nugini mengalami gangguan dan ketidakpastian. Ribuan
mahasiswa dari berbagai wilayah di negara itu melakukan aksi protes dan
memboikot kegiatan perkuliahan karena situasi politik. Kampus
Universitas PNG juga diliburkan sejak bulan lalu.
Perdana Menteri
O'Neill menolak permintaan mundur sejak ia diduga terlibat skandal
korupsi dua tahun lalu. Dalam kasus itu, pemerintah dituduh melakukan
kesalahan manajemen dan dianggap melakukan kerjasama internasional yang
mencurigakan.
Pemimpin oposisi PNG, Sam Basil mengatakan parlemen
negara itu berhenti sementara sampai Agustus karena PM O'Neill mencoba
menghindari mosi tidak percaya terhadap pemerintah.
"Kami
menginginkan agar Perdana Menteri mundur dan bersedia mengikuti proses
hukum. Tapi dia tidak mau," kata Basil kepada Reuters.
Lembaga LSM Human Right Watch meminta Perdana Menteri O'Neill segera menggelar penyelidikan menyeluruh dan transparan atas kasus penembakan terhadap mahasiswa, serta mengadili orang-orang yang bertanggung jawab. (Reuters/BBC/ABC)
- Papua Nugini
- Australia
- Papua
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!