BERITA

Polisi Sita Bahan Peledak Dalam Penggeledahan di Solo

"Barang bukti tersebut di antaranya bahan baku peledak, cairan kimia, dan sejumlah paspor."

Yudha Satriawan

Polisi Sita Bahan Peledak Dalam Penggeledahan di Solo
Polisi mengumpulkan barang bukti hasil penggeledahan di rumah terduga teroris di Solo. Foto: Yudha Satriawan/KBR

KBR, Solo- Kepolisian menyita sejumlah barang bukti dalam penggeledahan rumah terduga teroris di Jebres dan Losari Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Juru bicara Polresta Solo, Agus Puryadi mengatakan, barang bukti tersebut di antaranya bahan baku peledak, cairan kimia, dan sejumlah paspor.

“Polresta Solo membantu densus antiteror menggeledah rumah 2 terduga teroris yang sebelumnya sudah ditangkap Densus. Ada dua lokasi. Kita temukan barang bukti di lokasi antara lain 5-10 kilogram paku, sejumlah telepon genggam kondisi bekas pakai, cairan kimia warna kuning dalam 2 jerigen, dan deretan paspor ada 4 buah. Ada indikasi semua itu akan dibuat bom. Semua masih ditangani Densus Antiteror,” jelas Agus Puryadi, Minggu (18/12).


Barang bukti hasil penggeledahan masih diteliti tim Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri untuk pengembangan kasus. Informasi yang diperoleh dari internal petugas, kedua orang yang ditangkap masuk jaringan Bahrunnaim.


Hari ini, Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri menangkap 2 terduga teroris di dua lokasi di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (18/12). Mereka berinisial TS dan YSR. Penggeledahan dilakukan selama 2 jam dengan disaksikan ratusan warga yang menonton.


Pekan lalu, Densus Antiteror 88 menangkap 2 warga Banyuanyar Solo yang diduga terlibat serangkaian aksi teror. Mereka berinisial IS dan SN. Lokasi penangkapan berjarak sekitar 2 kilometer dari kompleks rumah pribadi Presiden Jokowi.

Editor: Sasmito

  • terorisme
  • solo
  • densus 88

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!