BERITA

Penangkapan Teroris, Polisi: Perekrutan Melalui Media Sosial

""Mereka belajarnya karena chatting-chatting gitu, hubungan-hubungan, nge-friend nge-friend terkait keimanan, jihad. Bahkan sampai Bahrun Naim share cara buat bom," "

Ria Apriyani

Penangkapan Teroris, Polisi: Perekrutan Melalui Media Sosial
Polisi berjaga di lokasi penggrebekan teroris di Setu, Tangerang Selatan, Rabu (21/12). (Foto: Antara)


KBR, Jakarta- Polisi  mendalami jalur rekrutmen 7 orang terduga teroris yang dibekuk hari ini. Juru bicara Polri Awi Setiyono mengatakan pola rekrutmen teroris saat ini dilakukan acak. Namun modus terbanyak menurutnya melalui media sosial.

"Komunikasi melalui medsos seperti beberapa kasus lalu. Yang lain-lain mereka belajarnya karena chatting-chatting gitu, hubungan-hubungan, nge-friend nge-friend terkait keimanan, jihad. Bahkan sampai Bahrun Naim share cara buat bom," ungkap Awi kepada KBR, Rabu (21/12).


Lebih jauh lagi, Juru Bicara Polri Martinus Sitompul mengatakan para perekrut biasanya membidik orang-orang yang terlihat tidak stabil secara emosional di media sosial. Orang-orang ini kemudian dibidik untuk didekati dan diajak berdiskusi melalui chat-chat. Martinus menjelaskan di sinilah proses doktrin dimulai.


Selain itu, hubungan perkawinan dan kelompok-kelompok kajian agama juga masih menjadi jalur yang digunakan. Langkah pertama para perekrut adalah menggali ketidakpuasan calon anggota terhadap kondisi di sekitarnya. Kemudian,  perekrut akan berupaya  menciptakan kesamaan paham tentang solusi dari ketidakpuasan mereka tersebut.


Proses tersebut juga menurutnya berlangsung melalui komunikasi di media sosial.


"Rekrutnya selama ini ya mulai dari persamaan iman, mulai dari pengajian, kajian ilmu agama. Trennya juga itu bom bunuh diri pun yang kemarin malah dia dikawinin, melalui sistem perkawinan."


Mereka   terduga teroris yang ditangkap hari ini belum pernah menjadi terpidana teroris. Jalur perekrutan mereka berbeda-beda.


Terduga teroris atas nama Omen yang tewas ditembak di Tangerang Selatan direkrut oleh Ovi. Omen direkrut ketika masih menjadi tahanan atas kasus pembunuhan di Cipinang.


Sementara itu informasi terakhir yang dimiliki kepolisian, rekan Omen, Adam,  pernah berpacaran dengan 'pengantin' jaringan Bekasi yang baru-baru ini ditangkap atas nama Dian Yuliana Novi. Namun kepolisian masih mendalami fakta tersebut.


"Informasi itu berkembang. Tapi kami masih dalami," kata Awi.


Sementara itu baik Irwan maupun Helmi rekan Adam diketahui merupakan bagian dari kelompok Tasikmalaya. Keduanya merupakan anggota Jamaah Anshar Daulah.


Keempat orang hasil penggrebekkan di Tangerang Selatan ini direkrut 3-4 bulan lalu. Sementara dua orang sisanya yang ditangkap di Deli Serdang dan Batam sudah bergabung dalam jaringan Bahrun Naim sejak setahun lalu ketika kelompok Kotibah Gonggong Rebus(KGR) membaiat kepada ISIS.


Terkait maraknya penggunaan media sosial ini, Awi mengatakan pihak cyber patrol ketat memantau komunikasi orang-orang dalam lingkaran itu.


"Makanya kita bisa membuntuti mereka itu kan. Kita tahu siapa yang nge-friend ini kita bisa tahu. Kalau sudah disedot, chat pribadi pun pasti kita bisa tahu," tegasnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • terorisme
  • Katibah Gonggong Rebus (KGR)
  • kelompok Jamaah Anshor Daulah
  • Juru bicara Polri Awi Setiyono

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!