BERITA

Gempa Pidie Jaya, 15 Korban Malam ini Dikubur Massal di Meureudu

""Jadi proses ini sedang dilakukan langsung dengan alat berat. Sedangkan di tempat lain saya tidak tahu karena kondisi sudah gelap dan malam""

Ade Irmansyah, Rio Tuasikal

Gempa Pidie Jaya, 15 Korban Malam ini Dikubur Massal di Meureudu
Warga bersama tim Basarnas dibantu aparat TNI/Polri mencari korban yang tertimbun bangunan pasar Mereudu yang roboh akibat bencana gempa di Mereudu, Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12). (Foto: Antara)


KBR, Jakarta- Sebanyak 15 orang warga Meureudu Korban meninggal dunia akibat bencana gempa yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya dimakamkan malam ini. Salah seorang warga Kecamatan Meureudu, Azmi Yudha Zulfikar mengatakan, ke 15 orang korban tersebut dimakamkan di dalam satu lubang besar dan menggunakan alat berat dalam proses pemakamannya.

Kata dia, proses pemakaman tersebut dilakukan dengan alat penerangan seadanya mengingat listrik  masih padam.

"Posisi ini sedang di kuburan massal. Kebetulan itu di desa kami ini ada korban jiwa 15 orang di desa kami. Jadi proses ini sedang dilakukan langsung dengan alat berat. Sedangkan di tempat lain saya tidak tahu karena kondisi sudah gelap dan malam, listrik masih padam. Kalau parah memang bangunan rumah itu ada belasan yang rubuh parah sehingga tidak bisa dihuni," ujarnya kepada KBR saat dihubungi Rabu (07/12).


Kata dia, hingga saat ini warga di daerah tersebut masih diliputi kecemasan akan adanya gempa susulan. Akibatnya kata dia, warga enggan bermalam di rumahnya masing-masing meski sebelumnya tidak terdampak oleh gempa tadi pagi. Dia menjelaskan, sebagian warga membuat hunian sementara seadanya di sekitar rumahnya masing-masing untuk bermalam. Sebagiannya lagi kata dia, bermalam di sebuah bangunan khusus yang terbuat dari kayu yang ada di dekat balai warga.


"Masyarakat untuk malam ini itu tidak berani untuk menghuni rumah karena memang mereka itu lebih memilih untuk tetap berada di luar, karena memang keadaan rumah yang sebagian roboh dan rusak retak-retak dan takut ada hal-hal lain yang dikhawatirkan terjadi malam ini. Kami juga sekeluarga bermalam di balai mushalah yang terbuat dari kayu yang cukup menampung hingga 40 orang jika dalam kondisi duduk," ucapnya.


Dia menambahkan, meski hingga saat ini semua kebutuhan darurat sudah terpenuhi, warga berharap kepada pemerintah baik itu pusat maupun daerah bisa membantu pembangunanan dan renovasi rumah mereka yang rusak akibat gempa dikemudian hari. Pasalnya kata dia, hal itu yang saat ini membebani pikiran sebagian besar warga.


"Kami butuh bantuan rumah-rumah yang rusak terutama rusak berat itu tidak mungkin untuk kami bangun kembali, jadi kami hanya bisa mengharapkan bantuan dari pemerintah supaya kami bisa menghuni rumah kami sendiri," tambahnya.

Korban Luka

Hampir 100 korban gempa di Pidie, Aceh, yang mengalami patah tulang sudah dioperasi, hari ini. Kebanyakan para korban mengalami patah tulang akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanafi, menyatakan para korban ini telah menjalani operasi.


"Ada 125 (korban), sebagian besar sudah dioperasi karena patah tulang. Hanya tinggal 30-an orang lagi yang menunggu antrean di kamar operasi," terangnya kepada KBR, Rabu (7/12/2016) malam.


Hanafi menambahkan, mereka dioperasi di rumah sakit di kota Sigli dan Bireuen. Sebab ruang operasi di RS Pidie Jaya rusak akibat gempa dan tak bisa digunakan.


Di samping itu, masih ada 300-an korban luka ringan dan berat yang masih dirawat di RS. Mereka dirawat di RS Bireuen, Sigli, dan Banda Aceh. Sebagian besar korban luka ringan sudah pulang.


Dia mengatakan, tenaga medis di Pidie kini sudah tercukupi. Sebab, hari ini setiap kota/kabupaten di Aceh mengirimkan tenaga medis ke lokasi gempa. Totalnya ada sekitar 100 tenaga medis tambahan yang kebanyakan merupakan spesialis dan ahli bedah.

"Dokter umum hanya sedikit," katanya.

Sementara itu Gubernur Aceh menetapkan masa tanggap darurat 14 hari sampai 20 Desember mendatang. Ketetapan ini berlaku untuk tiga kabupaten yakni Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.


Editor: Rony Sitanggang

 

  • gempa Pidie Jaya
  • warga Kecamatan Meureudu
  • Azmi Yudha Zulfikar

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!